Ekspresi Nuclear Factor Kappa B (NF-κB) dan Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (PPAR-γ) Pada Jaringan Plasenta Mencit Terinfeksi Plasmodium berghei Serta Korelasinya Dengan Derajat Parasitemia dan Berat Badan Janin

Main Authors: Ramadhani, Nofi Nurina, Prof.Dr.dr.Loeki Enggar Fitri, Sp.ParK., dr. Eviana Norahmawati, SpPA(K).
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193973/1/TESIS_Nofi%20Nurina%20Ramadhani_FKUB_26022019.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193973/
Daftar Isi:
  • Infeksi malaria pada kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan tingginya angka berat badan lahir rendah pada janin. Keberadaan parasit pada ibu hamil yang terinfeksi malaria akan menyebabkan akumulasi atau sekuestrasi eritrosit terinfeksi di daerah intervili plasenta. Proses ini yang dikenal sebagai malaria plasenta. Selama malaria plasenta berlangsung, terjadi infiltrasi sel inflamasi dan peningkatan sitokin proinflamasi di daerah intervilous. Meskipun telah diketahui bahwa eritrosit terinfeksi dan akumulasi sitokin maupun kemokin pada plasenta dapat menghasilkan kehamilan yang merugikan, namun mekanisme dalam menyebabkan kerusakan pada jaringan plasenta belum banyak dieksplorasi lebih lanjut. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan jaringan plasenta adalah aktivasi NFκB yang berperan dalam proses pro-inflamasi, serta PPAR-ɣ sebagai salah satu faktor yang meregulasi anti-inflamasi. Adanya gangguan atau kerusakan akibat proses inflamasi pada jaringan plasenta khususnya sel trofoblas berpotensi menyebabkan terganggunya proses transport nutrisi maternal ke janin. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui patofisiologi malaria plasenta ditinjau dari dua jalur yang diduga turut berperan yakni jalur NF-κB dan PPAR-ɣ dan korelasinya terhadap derajat parasitemia serta berat badan janin. Penelitian ini dilakukan secara in vivo, yakni menggunakan Plasmodium berghei yang diinokulasikan pada mencit. Metode penelitian yang digunakan adalah “True Experimental Design” dengan desain “Randomized Posttest Only Controlled Group”. Sampel yang digunakan adalah hewan coba mencit galur balb/c bunting (primigravida) yang dibagi menjadi kelompok perlakuan yang diinfeksi Plasmodium berghei pada hari ke-9 pasca kawin (9 mencit) dan kelompok kontrol yang tidak diinfeksi Plasmodium berghei (8 mencit). Pembedahan dilakukan pada hari ke-18 pasca kawin untuk mengisolasi janin dan plasenta. Peningkatan ekspresi NFκB dan PPAR-ɣ sel trofoblas pada plasenta dihitung dengan pewarnaan immunohistokimia (Allred score), pemeriksaan derajat parasitemia diamati melalui hapusan darah tepi pada saat sebelum pembedahan dengan menggunakan pewarnaan giemsa dan diamati dengan mikroskop perbesaran 1000x, sementara berat badan janin diukur dengan skala analitikal (Mettler AE 50). Hasil analisis Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada ekspresi NF-κB dan PPAR-ɣ antara kelompok kontrol dan perlakuan (p=0,0001; p=0,012). Analisis berat badan dengan menggunakan Mann Whitney juga menunjukkan hasil yang berbeda signifikan (p=0,003). Sementara, pada uji korelasi Pearson tidak diperoleh adanya hubungan antara NF-κB terhadap derajat parasitemia (r = 0,-576; p= 0,175) , serta NF-κB terhadap berat badan janin (r = -0,177; p=0,705). Selain itu, uji korelasi Pearson juga menunjukkan tidak diperoleh hubungan antara PPAR-γ dengan derajat parasitemia (r = 0.-579; p=0,173) maupun terhadap berat badan janin (r=0,653, p=0,111). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada ekspresi NF-κB dan PPAR-ɣ sel trofoblas plasenta yang diinduksi malaria. Namun, tidak ditemukan adanya korelasi ekspresi NF-κB dan PPAR-ɣ terhadap derajat parasitemia maupun berat badan janin.