Pengaruh Pengelolaan Lahan Terhadap Keanekaragaman Serangga Aerial Pada Kawasan Agroforestri Pinus Dan Kopi Di Hutan Pendidikan Ub “Ub Forest”

Main Authors: Hidayah, Shelpia Maully, Rina Rachmawati,, S.P., M.P., M.Eng
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193930/1/SHELPIA%20MAULLY%20HIDAYAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193930/
Daftar Isi:
  • Kawasan hutan merupakan kawasan yang dapat dikatakan cukup stabil untuk mendukung kehidupan flora dan fauna yang beragam pada areal hutan. Namun luas lahan hutan saat ini mengalami penurunan akibat deforestrasi atau penebangan hutan sehingga menyebabkan perubahan pada pengelolaan lahan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga keanekaragaman flora dan fauna yaitu dengan mempertahankan fungsi hutan. Pengelolaan lahan untuk mempertahankan fungsi hutan salah satunya dengan pengelolaan lahan hutan sebagai agroforestri. Beberapa makhluk hidup yang banyak ditemukan pada areal hutan yaitu serangga aerial. Serangga dapat menjadi indikasi kestabilan lingkungan, lingkungan dapat dikatakan stabil apabila keberadaan serangga yang memiliki berbagi macam peranan tidak saling mendominasi. Peranan serangga dalam ekosistem antara lain yaitu sebagai herbivor, predator, parasitoid, polinator, dan vektor penyakit. Kawasan hutan yang dapat digunakan sebagai upaya pembelajaran yaitu hutan pendidikan UB “UB Forest”. Beberapa pengelolaan yang dilakukan pada lahan di kawasan agroforestri hutan pendidikan UB yaitu BAU (Bussiness As Usual), HC (High Management Coffee), MC (Medium Management Coffee), dan LC (Low Management Coffee). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman serangga aerial pada tipe pengelolaan lahan kawasan agroforestri pinus dan kopi di Hutan Pendidikan UB. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2021 di Lahan Agroforestri Hutan Pendidikan Universitas Brawijaya, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pengamatan dan identifikasi dilakukan di Laboratorium Pengendalian Hayati Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Prosedur penelitian pertama yaitu penentuan lokasi dan plot pengamatan, pengamatan dilakukan pada lahan agroforestri pinus dan kopi di hutan pendidikan UB pada tujuh plot pengelolaan lahan yang berbeda yaitu BAU, HC, MC, dan LC dengan tambahan perlakuan prunning dan trimming-prunning. Setiap plot pengamatan memiliki luas 40 x 60 m yang terbagi menjadi 24 sub plot dengan masing-masing sub plot seluas 10 x 10 m. Penentuan sub plot pengamatan dilakukan dengan menggukan metode random sampling. Kedua yaitu pemasangan perangkap dengan menggunakan pan trap dan YST (Yellow Sticky Trap) yang dipasang pada seluruh sub plot pengamatan yang telah ditetapkan. Ketiga yaitu Pengamatan kondisi lingkungan, kondisi lingkungan yang diamati meliputi suhu dan kelembaban, pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat HOBO MX2200. Keempat yaitu pengamatan vegetasi yang dilakukan untuk mengetahui jumlah, total, dan persentase tanaman pinus dan kopi. Kelima yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil seluruh perangkap yang telah diletakkan pada sub plot pengamatan setelah satu hari satu malam. Selanjutnya yaitu pengawetan serangga aerial dilakukan dengan merendam serangga menggunakan alkohol 70% dan diidentifikasi berdasarkan buku Borror et al. vi (Pengenalan Pelajaran Serangga) dan kunci identifikasi “Hymenoptera of The World”. Analisis data hasil pengamatan meliputi analisis indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, indeks dominansi, analisis ragam, uji korelasi, dan analisis kemiripan. Seluruh analisis dilakukan dengan menggunakan package vegan dari R Statistic. Hasil penelitian menunjukkan serangga aerial yang diperoleh sebanyak 1118 individu (34 morfospesies, 28 famili, dan 6 ordo). Keanekaragaman tertinggi terdapat pada Ordo Coleoptera dan kelimpahan jenis tertinggi terdapat pada Ordo Hymenoptera yang merupakan ordo terbesar dan tersebar di muka bumi. Berdasarkan hasil identifikasi lebih lanjut famili Ichneumonidae pada plot HC (TP) memiliki kelimpahan tertinggi, hal ini karena ketersediaan tempat berlindung dan ketersediaan makanan tambahan pada areal plot HC yang lebih banyak dibandingkan dengan pengelolaan plot lainnya. Ordo serangga yang ditemukan beranekaragam namun pada kelompok Ordo Mecoptera hanya ditemukan pada lahan BAU. Diketahui bahwa lahan BAU merupakan lahan dengan naungan terbuka sehingga memungkinkan intensitas cahaya yang masuk lebih banyak dibandingkan plot pengelolaan lainnya, sehingga kurang sesuai untuk kelompok Ordo Mecoptera khususnya larva Panorpidae. Pada pengelolaan lahan agroforestri pinus dan kopi di Hutan Pendidikan UB ditemukan serangga aerial dengan berbagai macam peran, peran terbesar terdapat pada kelompok serangga yang berperan sebagai herbivor, parasitoid, detritivor, dan predator. Berdasarkan analisis diketahui bahwa indeks keanekaragaman dan indeks kemerataan seluruh plot tergolong sedang dan indeks dominansi seluruh plot tergolong rendah. Hal tersebut menunjukkan pada plot pengelolaan lahan memiliki kondisi yang hampir stabil yang ditunjukan dengan tingkat dominansi yang rendah atau dapat dikatakan tidak ada dominansi. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengelolaan lahan tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman serangga namun berpengaruh nyata terhadap kelimpahan jenis serangga aerial. Rata-rata kelimpahan serangga aerial tertinggi terdapat pada plot HC (TP), hal ini menunjukkan pengelolaan pada plot HC dengan tambahan perlakuan trimming-prunning memberikan dampak positif bagi ketersediaan serangga aerial. Sedangkan berdasarkan hasil uji korelasi ditunjukkan bahwa suhu, kelembaban, dan jumlah vegetasi tidak berkorelasi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan jenis serangga aerial, sehingga berpengaruh juga terhadap komposisi kemiripan pada tujuh plot pengamatan yang menunjukkan bahwa seluruh plot pengamatan memiliki komposisi yang mirip