Asuhan Keperawatan pada Pasien Fraktur Klavikula Pasca Operasi Pemasangan Open Reduction Internal Fixation (ORIF) dengan Gangguan Mobilitas Fisik di Ruang Placida Pavilliun Rumah Sakit Panti Waluyo Sawahan Kota Malang

Main Authors: Fitriana, Rahma Tsania, Ns. Endah Panca Lydia Fatma,, M. Kep., Sp.Kep.MB
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193806/1/Rahma%20Tsania%20Fitriana.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193806/
Daftar Isi:
  • Fraktur merupakan kondisi hilangnya kontinuitas tulang, yang dapat bersifat total maupun sebagian. Angka kejadian fraktur di seluruh dunia diperkirakan sekitar 4,5 juta, 740.000 kasus mengakibatkan kematian dan 1,75 juta menimbulkan kecacatan. Salah satu penatalaksanaan fraktur adalah dengan operasi Open Reduction Internal Fixation (ORIF). Pasien mengalami imobilisasi pasca operasi pemasangan ORIF dan diharuskan sudah dapat menggerakkan ujung-ujung jari tangan 6 jam pertama post operasi. Kondisi pasien studi kasus fraktur klavikula post operasi ORIF mengeluh tidak dapat menggerakkan tangannya setelah 6 jam post operasi. Oleh karena itu, pasien perlu diberikan intervensi dan edukasi mengenai mobilisasi dini. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri, kekuatan otot tangan kanan 2, dan indeks barthel ketergantungan sedang. Diagnosis keperawatan pasien adalah nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, gangguan integritas kulit/ jaringan, dan defisit perawatan diri. Intervensi yang diberikan adalah terapi relaksasi napas dalam dan kompres dingin untuk mengurangi nyeri akut; mobilisasi dini untuk meningkatkan mobilitas fisik; pemantauan tanda infeksi balutan luka; dan latihan akivitas perawatan diri. Latihan mobilisasi dini meliputi latihan gerakan ROM aktif, seperti fleksi dan ekstensi pergelangan tangan, abduksi dan adduksi pergelangan tangan, supinasi dan pronasi, mengepalkan jari tangan, abduksi dan adduksi jari-jari tangan. Selain itu, pasien juga diberikan ROM pasif sendi bahu hingga 90 derajat dan latihan meremas tisu. Pasien juga diberikan latihan miring kiri serta ROM aktif pada kedua kaki. Intervensi berlangsung selama tiga hari perawatan pasien. Evaluasi yang didapatkan adalah keluhan nyeri yang dirasakan pasien berkurang; rentang gerak dan kekuatan otot pasien meningkat; balutan post op bersih; pasien dapat toileting mandiri.