Kajian Tingkat Stres Remaja Terhadap Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah Selama Pandemi Covid-19
Main Authors: | Handayani, Dwi Febri, Dr. Nurul Muslihah,, SP., M.Kes, Ilmia Fahmi,, S.Gz, Dietisien, M.Gizi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193756/1/Dwi%20Febri%20Handayani.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193756/ |
Daftar Isi:
- Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu bidang pendidikan. Remaja merupakan kelompok yang rentan terhadap kejadian stres, kebijakan pembelajaran menggunakan sistem daring membatasi remaja dalam beraktivitas dan berinteraksi sosial sehingga dapat meningkatkan kejadian stres. Stres dapat mempengaruhi perilaku makan salah satunya perilaku mengkonsumsi sayur dan buah pada remaja yang umumnya masih sangat rendah di Indonesia. Sayur dan buah perlu dikonsumsi secara cukup karena merupakan bagian penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh saat pandemic Covid-19. Sayur dan buah merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang kaya akan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat stres remaja terhadap frekuensi konsumsi sayur dan buah selama pandemi Covid-19. Desain penelitian ini bersifat observational dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 426 orang dengan kriteria remaja usia 15-18 tahun. Data tingkat stres diambil dengan kuesioner DASS-21 dan data frekuensi konsumsi sayur dan buah diambil menggunakan Food Frequency Questionnaire yang dilakukan secara online melalui google form. Data di analisis secara deskriptif dan uji hubungan dengan Spearman-Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres remaja yang tergolong stres ringan 7,5%, sedang 8,9%, berat 5,4%, sangat berat 2,3%, kategori frekuensi konsumsi sayuran yang tergolong cukup 41,1%, kurang 58,9%, kategori frekuensi konsumsi buah yang tergolong cukup 20,9% dan kurang 79,1%. Hasil analisis antara tingkat stres dengan frekuensi konsumsi sayur dan buah menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan nilai p berturut-turut 0,751 dan 0,718 (p>0,05).