Analisis Sequential Pattern Mining untuk Menggali Informasi Proses Belajar Pada Media Pembelajaran Aritmatika
Main Authors: | Gunawan, Rudi, Dr.Eng. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom., Admaja Dwi Herlambang, S.Pd., M.Pd. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193736/1/0520150338-Rudi%20Gunawan.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193736/ |
Daftar Isi:
- Penggunaan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran telah menghasilkan sebagian besar data yang tersimpan dalam data log. Monsakun sebagai media pembelajaran aritmetika interaktif untuk pembelajaran dengan problem posing. Dalam praktiknya, setiap siswa diminta untuk menyusun tiga kalimat sederhana untuk menyelesaikan masalah kata aritmetika. Oleh karena itu, tindakan proses belajar yang dieskpresikan sebagai urutan perlu dianalisis berdasarkan susunan kalimat apa saja yang sering digunakan dan kesalahan yang menjadi kendala saat mengerjakan soal. Selain analisis proses belajar dari segi proses, penting juga melakukan analisis dari segi hasil pengerjaan soal dengan jawaban yang benar untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Penelitian ini menggunakan metode sequential pattern mining untuk menemukan pola yang frequent sequence pada tiap soal dengan menerapkan algoritme Sequential PAttern Discovery using Equivalent classes (SPADE). Penelitian ini memiliki tujuan memanfaatkan data pada media pembelajaran Monsakun untuk mendapatkan pola yang frequent sequence berdasarkan pengerjaan tiap soal dan juga untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat kesukaran soal. Berdasarkan hasil implementasi dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil pola yang dianggap frequent sequence pada tiap level. Pada level 1 dan 2 menunjukkan bahwa siswa mampu mengerjakan soal dengan menggunakan susunan urutan <{100},{120},{123}>, sedangkan pada level 3 cenderung menggunakan susunan urutan <{300},{310},{312}>. Selain itu, memilih salah satu kartu kalimat yang salah menjadi penyebab kesalahan saat mengerjakan soal. Pada penelitian ini, analisis tingkat kesukaran soal yang telah dilakukan pada Monsakun menunjukkan belum proporsional, dengan persentase 13.89% kategori mudah, 33.34% kategori sedang, dan 52.78% kategori sukar.