Modal Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesediaan Bergabung Pada Kelompok Swadaya Masyarakat (Kasus Kelurahan Mulyorejo Dan Desa Karangnongko)

Main Authors: Hakim, Annisa Nurul, Dr. techn. Christia Meidiana,, ST.,M.Eng., Gunawan Prayitno,, SP., MT., Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193644/1/ANNISA%20NURUL%20HAKIM.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193644/
Daftar Isi:
  • Gas metana yang dihasilkan dari tempat pembuangan sampah akhir (TPA) yang berpotensi meningkatkan pencemaran udara, dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti gas elpiji untuk memasak dan energi listrik. TPA Supit Urang yang terletak di Kelurahan Mulyorejo dan TPA Paras di Desa Karangnongko merupakan TPA yang telah dilengkapi sistem pengumpul gas metana dan telah mendistribusikannya ke masyarakat sekitar. Dua kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang bertugas dalam pendistribusian dan pengelolaan jaringan gas metana, yaitu KSM Bina Mandiri (Kelurahan Mulyorejo) dan KSM Cempoko Mulyo (Desa Karangnongko). Saat ini keberlanjutan program gas metana di Kelurahan Mulyorejo tidak berjalan dengan baik, disebabkan adanya penurunan jumlah anggota, terjadinya konflik internal, dan rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kelangsungan program gas metana. Penelitian ini bertujuan mengukur modal sosial masyarakat pengguna gas metana dan menilai peluang kesediaan bergabung masyarakat non-pengguna gas metana pada KSM. Kesediaan bergabung diperlukan untuk meningkatkan partisipasi dan jaringan dalam modal sosial. Makin banyak individu bergabung dengan KSM gas metana diharapkan mampu meningkatkan kekuatan dan kapasitas lembaga, dengan demikian juga akan memperkuat modal sosial masyarakat. Peneliti ingin membandingkan sebab-akibat, mencari kesamaan dan perbedaan fenomena antara KSM Bina Mandiri dan KSM Cempoko Mulyo. Pengukuran modal sosial menggunakan tiga indikator, yaitu tingkat partisipasi, densitas, dan sentralitas. Metode yang digunakan adalah analisis jaringan sosial (social network analysis). Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan bergabung diukur dengan menggunakan regresi logistik. Hasil pengukuran modal sosial menunjukkan dari tiga indikator modal sosial yang digunakan, Desa Karangnongko memiliki tingkat partisipasi, densitas, dan sentralitas lebih tinggi dibandingkan Kelurahan Mulyorejo. Peluang yang diperoleh untuk melihat kesediaan bergabung masyarakat non-pengguna gas metana adalah 99% jika terdapat faktor pendapatan, manfaat gas metana, manfaat finansial, kesadaran, ajakan keluarga/tetangga, dan ajakan pemerintah. Peluang responden Desa Karangnongko untuk bergabung dengan KSM adalah 99% jika masyarakat mengetahui manfaat gas metana, mendapat manfaat finansial, partsipasi sosial, serta mendapat ajakan bergabung dari keluarga/tetangga dan pemerintah