Daya Kecambah, Pertumbuhan Dan Hasil Umbi Bulbil Tengah Dan Bulbil Cabang Porang (Amorphophallus Muelleri Blume)

Main Author: A’yun, Qurrota
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193577/1/QURROTA%20A%E2%80%99YUN.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193577/
Daftar Isi:
  • Porang (Amorphophallus muelleri Blume) termasuk marga Amorphophallus, famili Araceae yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia sebagai komoditi ekspor karena beberapa negara banyak menggunakan umbi porang sebagai bahan makanan maupun industri. Komoditi ekspor yang begitu besar tersebut mengakibatkan perlunya perluasan lahan untuk budidaya tanaman porang. Namun, salah satu kendala yang dialami saat ini adalah kurangnya ketersediaan bibit porang di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan persediaan bibit porang dalam jumlah yang banyak untuk mengimbangi perluasan lahan tanaman porang. Penyediaan bibit porang dapat dilakukan dengan melakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif, salah satunya dengan menggunakan bulbil karena bulbil terus tersedia pada setiap periode tumbuh. Letak bulbil pada tanaman porang terdapat di ujung petiol (bulbil tengah), percabangan pertama dan percabangan kedua. Kemunculan bulbil tengah tidak bersamaan dengan bulbil cabang. Bulbil tengah muncul terlebih dahulu kemudian disusul bulbil cabang pertama dan bulbil cabang kedua. Perbedaan letak bulbil porang dalam satu tanaman diduga dapat mempengaruhi daya kecambah, pertumbuhan dan umbi yang dihasilkan, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan daya kecambah serta keserempakan berkecambah (80%), pertumbuhan, jumlah tunas (poliembrio) dan umbi yang dihasilkan dari bulbil tengah dan bulbil cabang (cabang pertama dan kedua). Masing-masing bulbil ditanam pada media tanam berupa tanah, pupuk kandang, cocopeat dan arang sekam (5:3:1:1). Media tanam ditambah nutrisi berupa pupuk NPK yang diberikan pada saat 80% tanaman porang kanopinya sudah membuka sempurna. Data yang telah diperoleh diuji homogenitas dan normalitas menggunakan uji levent test dan uji kolmogorov-smirnov, selanjutnya dianalisis menggunakan ANOVA dengan signifikansi 5%. Jika berpengaruh nyata, maka dilanjutkan menggunakan uji Tukey dengan signifikansi 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan posisi bulbil pada tanaman porang berpengaruh nyata terhadap daya kecambah, pertumbuhan dan umbi yang dihasilkan. Bulbil tengah memiliki persentase daya kecambah tertinggi, diikuti bulbil cabang pertama dan kedua. Bulbil tengah membutuhkan waktu lebih cepat untuk serempak berkecambah (80%) dibandingkan dengan bulbil cabang (cabang pertama dan kedua). Pertumbuhan tanaman yang berasal dari bulbil tengah juga memiliki tinggi dan diameter petiol serta lebar tajuk tertinggi dibandingkan dengan bulbil cabang. Selain itu, masing-masing bulbil yang ditanam mampu memunculkan satu hingga empat tunas dalam satu bulbil yang ditanam. Tunas pertama lebih tinggi dibandingkan dengan tunas kedua, ketiga dan keempat. Tanaman porang yang berasal dari bulbil tengah menghasilkan umbi paling berat dan memiliki ukuran diameter dan tebal tertinggi, sedangkan tanaman porang yang berasal dari bulbil cabang kedua menghasilkan berat, diameter dan tebal umbi terendah. Semakin berat bahan tanam (bulbil) yang digunakan, maka semakin berat pula umbi yang dihasilkan. Selain itu, tanaman yang berasal dari bulbil poliembrio dengan empat tunas mampu menghasilkan berat, diameter dan tebal umbi tertinggi