Perbedaan Pengaruh Pelatihan Manajemen Choking Anak Menggunakan Self Directed Video, Simulation Based Training Dan Kombinasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan Dan Intensi Ibu Balita Di Posyandu Tunas Harapan Iii Desa Sumberpucung
Main Authors: | Sekarini, -, DR. Titin Andri Wihastuti,, S.Kp, M.Kes, Ns. Septi Dewi Rachmawati,, M.Ng |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193409/1/SEKARINI.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193409/ |
Daftar Isi:
- Choking merupakan suatu keadaan terjadi sumbatan seluruh atau sebagian saluran nafas bagian dalam karena adanya benda yang menutup saluran pernafasan yang dapat menyebabkan gangguan sistem ventilasi dan oksigenasi yang serius pada bayi dan anak terutama pada usia di bawah tiga tahun yang berdampak pada terjadinya kesakitan dan kematian yang dapat berakibat fatal atau nonfatal. Sumbatan ini dapat ditangani secara dini dengan memberikan pertolongan sesegera mungkin kepada korban dan bila korban dapat bernafas dalam 4 menit maka kemungkinan terjadi kerusakan otak tidak terjadi. Salah satu upaya untuk menekan faktor resiko terjadinya choking pada anak di keluarga dan masyarakat adalah memberikan pelatihan manajemen choking pada anak. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis perbedaan pengaruh pelatihan manajemen choking anak menggunakan Self Directed Video, Simulation Based Trainingdan kombinasi terhadap pengetahuan, keterampilan dan intensi ibu balita. Desain penelitian yang digunakan adalah experimental pre dan post test equivalent control group dengan 3 kelompok perlakuan yaitu Self Directed Video, Simulation Based Training dan Kombinasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan jumlah sampel 30 orang yang terbagi menjadi 3 kelompok. Lokasi penelitian berada di posyandu Tunas Harapan III Desa Sumberpucung. Analisa data menggunakan dependen t test dan uji Anova. Hasil dependen t test yaitu pelatihan manajemen choking dengan Self Directed Video berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan p=0,028 (Mean=1,30 SD=1,57), keterampilan p=0,000 (Mean=15,60 SD=1,955), intensi p=0,000 (Mean=6,50 SD=7,634). Simulation Based Training berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan p=0,022 (Mean=1,60 SD=1,838), Keterampilan (Mean=15,80 SD=3,553), Intensi p=0,000 (Mean=9,60 SD=5,582). Pelatihan dengan metode Kombinasi berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan p=0,000 (Mean=1,50 SD=1,726), Keterampilan p=0,022 (Mean=17,40 SD=1,430), Intensi p=0,000 (Mean=7,00 SD=4,784). Hasil uji Anova antar kelompok menunjukkan bahwa pelatihan dengan Simulation Based Training berpengaruh lebih besar terhadap pengetahuan dengan p=0,000 (Mean=1,60 SD=1,838), metode kombinasi berpengaruh lebih besar terhadap keterampilan dengan p=0,000 (Mean 17,4 x SD=1,430) dan metode Simulation Based Training berpengaruh lebih besar terhadap Intensi dibandingkan kedua metode yang lain dengan p=0,000 (Mean=9,6 SD=5,56). Pelatihan manajemen choking anak dengan metode Simulation Based Training berpengaruh lebih besar terhadap pengetahuan dan intensi ibu balita. Sedangkan metode kombinasi berpengaruh lebih besar terhadap keterampilan dibandingkan kedua metode lainnya. Oleh sebab itu pelatihan manajemen choking anak bagi masyarakat awam sejauh ada kelengkapan multimedia (seperangkat alat yang dapat memutar video baik berupa handphone, DVD player, laptop dan lain- lain) sebaiknya diberikan melalui metode Self Directed Video. Metode pelatihan manajemen choking anak menggunakan Self Directed Video dapat menjadi alternatif pilihan yang dapat digunakan untuk masyarakat yang tidak dapat mengikuti kegiatan pelatihan yang terjadwal seperti simulasi karena dapat menghemat waktu dan tenaga serta dapat dipelajari sewaktu-waktu. Oleh karena itu metode pelatihan ini cocok diterapkan pada kondisi tersebut