Efektivitas Fitoremediasi Lindi Menggunakan Hidromakrofita Lokal Dengan Sistem Lahan Basah Buatan
Daftar Isi:
- Sampah padat di perkotaan dikelola berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Paradigma baru dalam Undang-Undang tersebut mengharuskan pengelolaan sampah di TPA menggunakan sistem lahan urug saniter (sanitary landfill). Sistem tersebut mengutamakan penanganan sampah secara saniter termasuk upaya pengendalian yang baik terhadap potensi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh lindi dan gas metan sebagai produk samping dari pengurugan sampah. Pengolahan lindi secara konvensional dengan menggunakan kolam-kolam stabilisasi selama ini masih banyak digunakan di seluruh TPA di Indonesia. Pengolahan tersebut hanya mampu mengurangi beban organik lindi kurang dari 40%. Sistem lahan basah buatan bervegetasi memanfaatkan proses fitoremediasi untuk memperbaiki kualitas lindi. Berbagai hasil penelitian menyatakan tentang keberhasilan sistem lahan basah buatan bervegetasi dalam memperbaiki kualitas air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk: (a) menganalisa struktur komunitas vegetasi di zona aktif dan pasif di TPA Wisata Edukasi Talangagung; (b) menganalisa efektifitas remediasi lindi dengan sistem lahan basah buatan tanpa vegetasi; (c) menganalisa efektifitas fitoremediasi lindi menggunakan hidromakrofita lokal dengan sistem lahan basah buatan; (d) mendeskripsikan persepsi pengelola TPA terhadap penggunaan sistem lahan basah buatan berbasis fitoremediasi sebagai bagian dari sistem pengolahan lindi; (e) merumuskan strategi penerapan sistem lahan basah buatan berbasis fitoremediasi sebagai bagian dari sistem pengolahan lindi di TPA Wisata Edukasi Talangagung. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu: (1) analisa struktur komunitas vegetasi di zona aktif dan pasif TPA Wisata Edukasi Talangagung; (2) uji fitoremediasi menggunakan hidromakrofita lokal dengan sistem lahan basah buatan; (3) pengukuran produktivias primer semua jenis hidromakrofita pada akhir masa uji fitoremediasi; (4) perumusan strategi penerapan sistem lahan basah buatan berbasis fitoremediasi sebagai bagian dari sistem pengolahan lindi di TPA Wisata Edukasi Talangagung. Jenis yang dominan di zona aktif dan pasif TPA Talangagung untuk selanjutnya digunakan sebagai spesies fitoremediator pada reaktor lahan basah buatan. Satu jenis hidromakrofita yang ditambahkan dalam uji fitoremediasi yaitu Typha angustifolia. Tingginya efektivitas fitoremediasi air limbah menggunakan T. angustifolia berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu merupakan alasan digunakannya jenis hidromakrofita tersebut dalam penelitian ini. Uji fitoremediasi dilakukan dengan 2 faktor perlakuan yaitu: (1) jenis hidromakrofita dan polikulturnya (Alternanthera sessilis, Commelina nudiflora, Paspalum conjugatum, Typha angustifolia, polikultur semua jenis, dan kontrol); serta (2) waktu tinggal (0, 5, 10, 15, 21, dan 30 hari). Data kualitas lindi yang diamati pada tiap waktu tinggal diukur dari nilai 8 parameter kualitas fisiko-kimia air yang ditentukan (konduktivitas, turbiditas, TDS, DO, BOD, pH, nitrat dan ortopospat). Data dianalisa menggunakan one-way ANOVA (jika data homogen) dan Uji Brown Forsythe (jika data tidak homogen) dan dilanjutkan dengan uji beda Tukey-HSD (lanjutan dari one-way ANOVA) dan Uji Games-Howell (lanjutan dari Uji Brown Forsythe). Analisa struktur komunitas vegetasi di zona pasif (zona II sel 3) TPA Wisata Edukasi Talangagung ditemukan sebanyak 21 spesies pada awal musim hujan (3 September 2016) dan 26 spesies pada pertengahan musim penghujan (2 Desember 2016), sedangkan di zona aktif (zona II sel 4) terdapat 12 spesies pada musim penghujan (2 Desember 2016). Dari jumlah spesies tersebut terdapat 3 spesies dengan indeks nilai penting terbesar dan merupakan jenis yang bisa hidup di lahan basah. Spesies tersebut adalah Alternanthera sessilis, Commelina nudiflora, dan Paspalum conjugatum. Efektivitas remediasi lindi dengan sistem lahan basah buatan tanpa vegetasi ditunjukkan oleh peningkatan kualitas lindi pada reaktor kontrol (reaktor LBB tanpa vegetasi) berdasarkan perlakuan waktu tinggal. Secara umum, reaktor kontrol memberikan penurunan sebesar 79.64%, 95.42%, 56.28%, 78.73%, 80.58%, 90.39% secara berurutan untuk parameter konduktivitas, turbiditas, TDS, BOD, nitrat dan ortopospat pada hari ke-30, sedangkan DO mengalami kenaikan sejumlah 22.32 kali. Reaktor LBB bervegetasi memberikan penurunan yang lebih besar untuk semua parameter fisiko-kimia lindi dibandingkan dengan reaktor LBB tanpa vegetasi, baik pada perlakuan jenis hidromakrofita maupun pada perlakuan waktu tinggal. Typha angustifolia dan Alternanthera sessilis adalah 2 jenis hidromakrofita yang memberikan penurunan terbesar pada tiap waktu tinggal. T. angustifolia memberikan penurunan sebesar 87.88%, 97.79%,74.04%, 87.24%, 89.19%, dan 97.03% secara berurutan untuk parameter konduktivitas, turbiditas, TDS, BOD, nitrat dan ortopospat pada hari ke-30, sedangkan DO mengalami kenaikan sejumlah 33.06 kali. A. sessilis memberikan penurunan sebesar 83.48%, 97,03%, 65.60%, 90.87%, 84.29%, dan 96.74% secara berurutan untuk parameter konduktivitas, turbiditas, TDS, BOD, nitrat dan ortopospat pada hari ke-30, sedangkan DO mengalami kenaikan sejumlah 42.72 kali. Produktivitas biomassa kering T. angustifolia (132.67 gram.m-2.bulan-1) dan A. sessilis (121.19 gram.m-2.bulan-1) menunjukkan daya tahan hidup kedua spesies tersebut di lingkungan yang tinggi kadar bahan organiknya, sementara itu produktivitas biomassa kering untuk kedua jenis hidromakrofita yang lain sangat rendah. A. sessilis dan T. angustifolia direkomendasikan kepada pengelola TPA. Perumusan strategi penerapan sistem lahan basah buatan di TPA Wisata Edukasi Talangagung menggunakan analisa SWOT menempati kuadran IV dimana faktor kekuatan lebih besar dari faktor kelemahan dan faktor peluang lebih kecil dari faktor ancaman. Posisi tersebut menghasilkan rekomendasi strategi “diversifikasi strategi”, artinya strategi yang dibuat harus memanfaatkan semua kekuatan yang ada untuk mengatasi ancaman yang ada. Sistem lahan basah buatan berbasis fitoremediasi tidak hanya memiliki kekuatan yang cukup besar jika diterapkan di TPA Wisata Edukasi Talangagung namun juga memiliki ancaman yang cukup besar pula untuk dihadapi.