Optimasi Proses Pembuatan Serbuk Lobak dengan Metode Foam Mat Drying
Main Authors: | Ashshiddiqi W.K., Hasbi, Prof. Dr. Ir. Sri Kumalaningsih,, M.App.Sc, Dr. Dodyk Pranowo, , STP., M.Si |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193353/1/Hasbi%20Ashshiddiqi%20W.K..pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193353/ |
Daftar Isi:
- Lobak merupakan bahan yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari produksi yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan kandungan senyawa didalamnya yang sangat bermanfaat untuk tubuh. Akan tetapi, tidak diimbangi dengan pemanfaatan secara maksimal karena teknologi untuk pengolahannya masih sederhana. Terdapat kandungan senyawa kimia pada lobak yang bermanfaat yaitu polifenol. Perannya adalah untuk mengurangi kadar asam urat dengan cara penghambatan kerja xantin oksidase. Penyakit artritis gout atau asam urat adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di sekitar persendian. Lobak harus disajikan lebih sederhana agar mudah dikonsumsi, yaitu dengan cara dijadikan serbuk. Pembuatan serbuk dilakukan dengan metode Foam Mat Drying, keuntungannya adalah suhu lebih rendah kualitas rasa, warna dan kandungan produk nutrisi produk akhir yang lebih baik. Pada proses pembuatan serbuk, proses pemanasan dan penambahan bahan pengisi seperti maltodekstrin dapat berpengaruh terhadap kandungan senyawa aktif pada lobak. Oleh karena itu perlu dilakukan optimasi pada faktor tersebut. Adapun metode optimasi proses pembubukan yang digunakan adalah Metode Permukaan Tanggap (RSM) dengan rancangan komposit terpusat faktorial 22. Pada optimasi ini terdapat dua faktor yaitu suhu pengeringan (X1) yaitu 50, 60 dan 70° C, serta rasio maltodekstrin (X2) yaitu 6, 8 dan 10% b/b. Pada keduanya terbentuk kode (-1.414, -1, 0, +1, +1.414) dimana nilai -1 sebagai nilai minimal, nilai 0 sebagai nilai tengah dan nilai +1 sebagai nilai maksimal dari faktor. Berdasarkan penelitian, didapatkan komposisi formula terbaik yakni suhu sebesar 58.49 °C, dan konsentrasi maltodekstrin sebesar 7.31%. Formula optimal tersebut diprediksikan mendapatkan nilai total fenol sebesar 7.69 %, aktivitas antioksidan sebesar 37.6631 mg/ml per 100 mg, dan rendemen sebesar 8.73 %. Total fenol yang didapatkan dari serbuk terbaik adalah 7.88 %. Pada neraca massa, berat awal yang dimiliki bubur adalah sebesar 372.9 g. Setelah dilakukan proses pengeringan, berat akhir produk (serbuk) adalah sebesar 32.55 g sehingga rendemen serbuk ini adalah sebesar 8,73%. Pada saat proses pengeringan, awalnya laju pengeringan sebesar 16,72 kemudian turun berturut-turut sebesar 12,2365; 6,5485 hingga pada akhirnya sebesar 2,59. Total serbuk yang diperoleh dari 1 cabinet dryer adalah 976,5 g. Jika serbuk dimasukkan ke dalam kapsul dengan isi per kapsul ± 0,5 g, maka akan didapatkan kapsul sebanyak 1953. Apabila dalam sehari terdapat dua kali produksi, maka kapsul yang didapatkan sebanyak 2906 kapsul.