Pengaruh Rasio Air Kelapa Muda Dengan Kuning Telur Dalam Pengencer Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Kualitas Semen Cair Sapi Bali
Main Authors: | Vicente, Deonizio, Dr.Ir. Sri Wahjuningsih,, M.Si., Dr.Ir. Nurul Isnaini,, MP. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193349/1/Deonizio%20Vicente.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193349/ |
Daftar Isi:
- Peningkatan produktivitas sapi Bali perlu didukung dengan adanya teknologi reproduksi, terutama yang berhubungan dengan efesiensi dan pengelolaan reproduksi guna memperbaiki dan mempertahankan fertilitas. Perbaikan fertilitas yang lebih mudah diterapkan adalah dengan kontrol estrus dan waktu inseminasi yang tepat melalui teknologi inseminasi buatan (IB) dengan menggunakan semen cair (chilled semen) ataupun semen beku (frozen semen). Keberhasilan program IB pada ternak, bukan hanya tergantung pada kualitas dan kuantitas semen yang diejakulasikan oleh seekor pejantan, tetapi tergantung juga pada kesanggupan untuk mempertahankan kualitas dan memperbanyak volume semen tersebut, untuk beberapa saat lebih lama setelah ejakulasi sehingga lebih banyak betina yang bisa di inseminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kulitas spermatozoa pada sapi Bali selama penyimpanan pada suhu 50C dan juga untuk mengetahui rasio pengencer air kelapa dengan kuning telur yang tepat dari bahan pengencer dalam mempertahankan daya tahan hidup spermatozoa sapi Bali. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen segar sapi Bali yang ada di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari yang ditampung dari 5 ekor sapi Bali yang umurnya berkisar antara 3-5 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah laboratorium eksperimental. Semen disimpan pada suhu dingin dengan pengencer air kelapa muda dengan kuning telur. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 perlakuan dengan 10 kali ulangan, dan disimpan pada suhu 50C dalam kurun waktu 3 hari. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah level pengencer dengan air kelapa muda dan kuning telur, faktor kedua adalah waktu penyimpanan semen dalam lemari pendingin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase nilai motilitas pada level pengencer pada lama penyimpanan hari ke 3 P0 (Kontrol) yaitu 38,00% berbeda nyata (P<0,05) terhadap P1 (air kelapa 85% + kuning telur 15%) yaitu 21,50%, P2 (air kelapa 80% + kuning telur 20%) yaitu 24,50%, P3 (air kelapa 75% + kuning telur 25%) yaitu 28,00% dan P4 (air kelapa 70% + kuning telur 30%) yaitu 33,00%. Persentase nilai viabilitas level pengencer pada lama penyimapanan hari ke 3 perlakuan P0 (kontrol) yaitu 65,07% berbeda nyata (P<0,05) terhadap level pengenceran perlakuan P1 yaitu 55,65%, P2 yaitu 58,43%, P3 yaitu 60,92%, tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P4 yaitu 63,55%. Persentase nilai abnormalitas pada hari ke 3 menunjukkan bahwa perlakuan P0 (kontrol) yaitu 12,54% berbeda nyata (P<0,05) terhadap perlakuan P1 yaitu 16,52%, P2 yaitu 15,62%, P3, yaitu 14,66% dan P4 yaitu 13,65%. Persentase nilai integritas membran spermatozoa pada lama penyimpanan hari ke 3 menunjukkan bahwa perlakuan P0 (kontrol) yaitu 66,23% berbeda nyata (P<0,05) terhadap perlakuan P1 yaitu 56,93%, P2 yaitu 59,23%, dan P3 yaitu 61,73% dan tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P4 yaitu 64,51%. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa rasio pengencer air kelapa muda 70% dengan kuning telur 30% pada penyimpanan pada hari ke 3 dapat mempertahankan daya tahan hidup spermatozoa.