Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Ditinjau Dari Sosial Ekonomi Pembudidaya Di Desa Laju, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat
Main Authors: | Rahman, Ihsan Sanggar, Dr. Ir. Mohamad Fadjar,, M.Sc, Dr. Ir. Agus Tjahjono,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193348/1/IHSAN%20SANGGAR%20RAHMAN.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193348/ |
Daftar Isi:
- Rumput laut merupakan komoditas penting perikanan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan manfaatnya yang sangat besar bagi kehidupan manusia, selain sebagai bahan makanan, juga merupakan bahan baku dalam industri pembuatan obat-obatan dan kosmetik sehingga kebutuhan pemanfaatan rumput laut semakin meningkat baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk permintaan ekspor. Budidaya rumput laut di Kecamatan Langgudu terutama di Desa Laju adalah penghasil rumput laut terbesar dibandingkan dengan Desa-desa lain. Pada tahun 2016 Desa Laju memiliki luas wilayah 48,45 km2, jumlah penduduk 3.696 jiwa dan 936 kepala keluarga dengan rata-rata anggota rumah tangga 4 orang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi pengembangan usaha budidaya rumput laut E. cottoni di Desa Laju, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, NTB. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif yaitu dilakukan dengan cara melalui survey, observasi, uji laboratorium. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara dengan bantuan kuisioner terstruktur dan pengamatan tentang usaha budidaya rumput laut, lingkungan dan masyarakat pembudidaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang terjadi, sehingga dapat dicapai strategi yang tepat dalam pengembangan usaha yang berpengaruh terhadap sosial ekonomi pembudidaya. Analisis keuntungan pada tahun pertama setiap pembudidaya rata-rata memproduksi 6000 kg rumput laut kering setiap tahun dengan harga jual Rp 96.000.000, setelah dikurangi biaya infestasi, biaya produksi dan bunga bank Rp 87.033.600 sehingga memperoleh keuntungan bersih Rp 8.966.400 per tahun atau Rp 747.200 per bulan untuk tahun pertama. Berdasarkan R/C Ratio > 1 = 1,10 (usaha menguntungkan). Pada tahun kedua dan seterusnya memperoleh keuntungan bersih Rp 30.724.800 per tahun atau Rp 2.560.400 per bulan. R/C Ratio > 1 = 1,47 (usaha menguntungkan). Hasil akhir penelitian ini menemukan 12 strategi meliputi: Pemanfaatan lahan yang efisien dan efektif, pengadaan bibit unggul, mengadakan pola kerjasama kemitraan pasar, penyuluh proaktif memfasilitasi/ pendampingan terhadap pembudidaya seperti pembuatan jadwal kegiatan budidaya rumput laut, pembudidaya melalui koperasi dan pabrik memproduksi aneka olahan rumput laut dan mengadakan promosi produk, selalu memfasilitasi perubahan harga ekspor, mengadakan kerjasama dengan pemilik modal seperti bank, investor, eksportir, pabrik terutama koperasi, pemerintah memfasilitasi sarana pendukung, penyusunan peraturan desa, pembuatan rencana detail tata ruang kawasan dan penerbitan izin usaha, pemerintah menetapkan harga produk, antisipasi dengan menyiapkan fasilitas kesehatan seperti kotak P3K atau BPJS, membangun tempat kerja, tempat ibadah, dan tempat istirahat berdekatan dengan lokasi budidaya rumput laut e. cottoni di Desa Laju.