Perencanaan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Di Pulau Lombok

Main Authors: Nazwin, Asfarony Hendra, Prof. Dr. Abdul Hakim,, M.Si, Wike,, S.Sos, M.Si, Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193344/1/Asfarony%20Hendra%20Nazwin.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193344/
Daftar Isi:
  • Latar belakang penelitian ini adalah masalah yang sedang dihadapi dalam pembangunan pariwisata yakni masalah trade-off, dimana pemenuhan kebutuhan satu sisi dengan tujuan tetap mempertahankan ketersediaan sumber daya. Jawaban atas trade-off adalah munculnya kesadaran beru mengenai pembangunan pariwisata berkelanjutan. Pembangunan pariwisata adalah kunci untuk pencapaian salah satu tujuan negara di sektor pariwisata. Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan akan terlaksana apabila dilakukan dengan perencanaan yang berkualitas dan mempertimbangkan aspek keberlanjutan. Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki komitmen untuk melakukan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Pulau Lombok yang terefleksi melalui Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Pulau Lombok (STMP Lombok) tahun 2015-2019. Sejak adanya kebijaksanaan tersebut, masih terdapat berbagai persoalan; kemiskinan, disparitas, pengangguran, ekonomi lokal, keamanan, dan lingkungan. Sehingga melalui persoalan kemudian penting dilakukan penelitian dalam konteks meneliti proses perencanaan yang telah dilakukan sehingga masih adanya persoalan-persoalan yang mencangkup dimensi berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses perencanaan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Pulau Lombok dan untuk mengetahu Faktor pendukung dan penghambat pada proses perenacnaan pembangunan pariwisata berkelanjutan di Pulau Lombok. dengan menggnunakan teori proses perencanaan oleh Robert R. Mayer (1985). Metode penelitin yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dengan metode pengumpulan data; observasi, wawancara, dokumentasi. Menggunakan analisis data interaktif (Miles, Huberman dan Saldana, 2014) dan SWOT (Rangkuti, 2008). Hasil penelitian ini menemukan STMP Lombok belum ditetapkan sebagai produk kebijakan (Pergub). Dalam arti, ada proses perencanaan yang tidak rasional. Sedangkan syarat perencanaan yang rasional oleh Zauhar (2001) adalah perencanaan adalah proses menetapkan kebijakan. Sehingga STMP Gagal menjadi guidance untuk mencapai pariwisata berkelanjutan. Impilkasi kekosongan kebijakan terlihat pada tidak terimplementasinya STMP Lombok pada destinasi-destinasi. Kemudian pada sisi teoritis, apabila STMP Lombok disandingkan dengan proses perencanaan Mayer (1985) maka proses Mayer yang sifatnya flexible berusaha inline dengan STMP Lombok dan Proses Mayer memiliki proses yang kompleks serta memiliki kecenderungan untuk sulit dipahami.