Tepung Hidrolisat Protein Jeroan Ikan Tuna (Thunnus Sp.) Sebagai Bahan Alternatif Dalam Formula Pakan Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus

Main Authors: Nugroho, Galih Ardi, Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati,, M.S, Dr. Ir. Hartati Kartikaningsih,, M.S.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193333/1/TESIS_~1.PDF
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193333/
Daftar Isi:
  • Kegiatan industri pengolahan ikan menghasilkan sekitar 50%-70% dari berat segar produk sampingan berupa limbah dan telur dan hanya sekitar 40% produk pegolahan ikan yang dikonsumsi oleh manusia. Sementara limbah berupa jeroan ikan dengan persentase sebesar (12-18%) sangat potensial untuk dimafaatkan, karena memiliki kandungan protein dan lemak tak jenuh yang tinggi. Hidrolisat protein adalah produk yang diperoleh setelah hidrolisis protein dengan menggunakan asam, alkali, enzim dan fermentasi. Salah satu cara untuk pembuatan hidrolisat protein dengan metode fermentasi limbah jeroan ikan tuna. Oleh karena, itu perlu adanya penelitian tentang hidrolisat protein jeroan Ikan Tuna (Thunnus Sp.) dari hasil fermentasi sebagai bahan alternatif dalam formula pakan Ikan lele dumbo (C. gariepinus). Proses fermentasi dilakukan selama 0, 2 dan 4 hari, untuk memperoleh hasil proksimat, derajat hidolisis dan asam amino. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan berdasarkan kandungan pakan percobaan dengan iso protein 30% dan iso energi 261,20 kkal/g. Empat perlakuan substitusi tepung hidrolisat protein jeroan ikan tuna (Thunnus sp.) terhadap tepung ikan yang berbeda, meliputi perlakuan A (0%), B (30%), C (60%), dan D (90%). Paremeter utama yang diamati meliputi kelulushidupan laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, rasio efisiensi protein, retensi protein, retensi energi retensi lemak dan daya cerna nutrien. Hasil penelitian tahap 1 menunjukkan bahwa hidrolisat protein jeroan ikan tuna (Thunnus sp.) dengan waktu fermentasi selama 4 hari,dengan kadar protein 56,02%, derajat hidrolisis (DH) 22,39% dan kandungan asam amino esensial tertinggi arginin 3,63 non esensial tertinggi asam glutamat 5,39. Hasil penelitian tahap 2 menunjukkan penggunaan tepung hidrolisat protein jeroan ikan tuna dalam pakan tidak memberikan pengaruh terhadap kelulushidupan tetapi berpengaruh terhadap substitusi protein tepung hidrolisat protein jeroan ikan tuna (Thunnus sp.) terhadap protein tepung ikan dengan dosis terbaik dalam formulasi pakan ikan lele dumbo (C. gariepinus) yaitu sebesar 48% untuk laju pertumbuhan spesifik 2,71 BB/hari; 48,63% untuk rasio konversi pakan 1,19, 48,01% untuk rasio efisiensi protein 2,87; 49,35% untuk retensi protein 39,92%; 49,64% untuk retensi lemak 37,75%; 48,79 untuk retensi energi 28,21; 53,27% untuk daya cerna protein 90,56% ; 46,03% untuk daya cerna energi 81,33% dan 49,13 untuk daya cerna lemak 86,99. Merode ferementasi dapat digunakan dalam pembuatan hidrolisat protein jeroan ikan tuna (Thunnus sp.) dan berdasarkan hasil penelitian tepung hidrolisat protein jeroan ikan tuna (Thunnus sp.) sebanyak 50%, dapat dijadikan sebagai substitusi tepung ikan dalam formula pakan ikan lele dumbo (C. gariepinus)