Studi Sebaran Kualitas Air Dengan Menggunakan Metode DWQI (Dinius Water Quality Index, NSF-WQI, Indeks Pencemaran (IP), dan OIP (Overall Index Of Pollution) di Waduk Sutami Kabupaten Malang

Main Authors: Hisbulloh, Robiq, Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS., Emma Yuliani, ST., MT., Ph.D.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193329/1/SKRIPSI_FT_ROBIQ%20HISBULLOH_175060407111027%20-%20robiq%20hisbulloh.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193329/
Daftar Isi:
  • Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dijaga kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya . Oleh sebab itu air merupakan salah satu elemen terpenting yang ada dibumi yang mana dapat menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup didalamnya. Penurunan kualitas air dapat menyebabkan berbagai masalah terhadap makhluk hidup dan manusia yang memanfaatkan air sebagai sumber kehidupan bagi mereka. Pencemaran yang terus terjadi pada air Waduk Sutami menyebabkan semakin menurunnya kualitas air yang terdapat pada waduk tersebut. Untuk menjaga fungsi dari Waduk Sutami diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui kualitas air yang terdapat di Waduk Sutami. Studi penentuan kualitas air ini dilakukan dengan 4 metode, yaitu DWQI (Dinius Water Quality Index), NSF-WQI(National Sanitation Foundation – Water Quality Index), Index Pencemaran (IP), OIP (Overall Index of Pollution) dengan parameter-parameter yang diuji yaitu pH (Power of Hydrogen), DO (Dissolved Oxygen), BOD , Nitrat (NO3), COD, TSS, Klorida (Cl), dan Fosfat (PO4) yang dilakukan di hulu Waduk Sutami pada kedalaman Stasiun A (0,3 m) dan B (4 m), tengah Waduk Sutami pada kedalaman Stasiun C (0,3 m), D (5 m), dan E (10 m), dan hilir Waduk Sutami pada kedalaman Stasiun F (0,3 m), G (5 m), dan H (10 m). Dari hasil penelitian ini didapatkan pada metode DWQI diperoleh status mutu air sangat baik, baik, sedang, dan sangat buruk. Metode NSF-WQI diperoleh status mutu air yang cemar. Pada metode Indeks Pencemaran (IP) diperoleh status mutu air crmar ringan. Sedangkan pada metode OIP diperoleh status mutu air yang tercemar. Hasil penentuan status mutu air yang berbeda ini dikarenakan pada setiap metode memiliki klasifikasi kriteria air yang berbeda.