Keragaman Dan Peta Distribusi Edible Araceae Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan Serta Hubungannya Dengan Faktor Abiotik
Main Authors: | Hafsah, -, Rodiyati Azrianingsih,, S.Si., M.Sc., Ph.D., Dr. Mashuri Masri,, S.Si., M.Kes. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193327/1/HAFSAH.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193327/ |
Daftar Isi:
- Kekayaan alam yang dimiliki negara Indonesia sungguh melimpah, salah satunya yaitu jenis tanaman pangan lokal seperti umbi-umbian. Namun, sampai saat ini pemanfaatan umbi belum optimal dikarenakan pengetahuan tentang pengolahan umbi yang masih kurang. Salah satu sumber daya alam yang masih perlu ditingkatkan pemanfaatannya adalah umbi dari tanaman talas-talasan (famili Araceae). Famili Araceae merupakan kumpulan tumbuhan yang sangat familiar dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Famili Araceae khususnya yang tergolong dalam edible Araceae perlu ditingkatkan pemanfaatannya karena berpotensi sebagai sumber bahan pangan. Edible Araceae merupakan suatu tanaman dari famili Araceae yang mengandung karbohidrat, protein, dan glukomanan yang dikonsumsi oleh masyarakat baik dikonsumsi secara langsung setelah pemasakan sederhana maupun setelah dilakukan pengelolaan tertentu untuk menghasilkan bahan baku seperti tepung, chips dan lain-lain. Salah satu daerah yang memiliki distribusi Araceae yang cukup tinggi adalah Sulawesi Selatan yang terletak antara 0o12’-8oLintang Selatan dan 116o48’-122o36’ Bujur Timur. Sulawesi Selatan terdiri atas 21 kabupaten dan 3 kota, salah satunya yaitu Kabupaten Gowa. Kabupaten Gowa memiliki geografis terdiri atas dataran tinggi seluas 1.509,87 km2 dan dataran rendah seluas 373,46 km2. Secara umum Kabupaten Gowa beriklim tropis dengan temperatur 27,125oC, curah hujan 237,75 mm, beriklim basah dan kering, dengan ketinggian 5-1300 m dpl. Total jumlah penduduk Kabupaten Gowa, terdapat 293.956 atau 49,45% laki- laki dan 300.467 atau 50,55% perempuan. Metode yang digunakan adalah metode jelajah untuk mendapatkan tanaman edible Araceae yang didapatkan berdasarkan informasi dari penduduk di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, penjual atau pedagang Araceae dan informan lain yang terkait. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu melakukan observasi tanaman edible Araceae, mengambil titik koordinat tempat ditemukannya tanaman edible Araceae, mengukur faktor abiotik disetiap area sampling dan mengambil tanah disekitar tanaman untuk pengijian faktor abiotik lainnya. Data yang diperoleh dari pengamatan karakter morfologi, pengukuran faktor lingkungan dianalisis secara kuantitatif kemudian dianalisis uji beda menggunakan software SPSS 16.0. Uji beda dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas, apabila data berdistribusi normal maka dianalisis varian, sedangkan data yang berdistribusi tidak normal dianalisis menggunakan uji non parametrik Kruskall-Wallis. Selanjutnya, data yang memiliki varian homogen diuji menggunakan ANOVA, dilanjutkan uji Tukey, jika memiliki varian yang tidak homogen akan diuji menggunakan Brown Forsythe dilanjutkan uji Gamess Howell. Selain itu, data juga dianalisis menggunakan Pricipal Component Analysis (PCA) dengan program PAST 3 untuk melihat profil karakteristik umbi edible Araceae, yaitu persebaran genus Araceae dan interaksinya dengan faktor abiotik. Data yang diperoleh juga digunakan dalam menentukan rencana strategi konservasi Araceae di Kabupaten Gowa dengan menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari komponen-komponen faktor lingkungan dari luar (eksternal) dan faktor dari dalam (internal). ix Hasil analisis SWOT berupa rumusan atau pernyataan dengan cara memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) untuk mengatasi ancaman dari luar dan meminimalkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat 9 jenis dari 4 genus famili Araceae yang ditemukan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang digunakan sebagai tanaman pangan yaitu Amorphophallus muelleri Blume (Tire), Amorphophallus paeoniifolius (Tire), Amorphophallus variabilis Blume (Tire), Colocasia esculenta (L.) Schott. (Pacco), Colocasia esculenta (Pacco), Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott. (Pacco makkah), Xanthosoma nigrum (Pacco ungu), Alocasia macrorhiza (L.) Schott. (Bira), Alocasia calidora (Bira). Adapun jenis Araceae yang ditemukan di pesisir yaitu Alocasia macrorrhiza, Alocasia calidora, X. sagittifolium, X. nigrum, Amorphophallus paeoniifolius, Amorphophallus variabilis, C. esculenta (L.) Schott. dan C. esculenta. Di dataran rendah ditemukan jenis X. sagittifolium, X. nigrum, Amorphophallus muelleri, Amorphophallus paeoniifolius, Alocasia calidora, Alocasia macrorhiza, C. esculenta (L.) Schott, dan di dataran tinggi ditemukan jenis X. sagittifolium, Amorphophallus variabilis, C. esculenta (L.) Schott. dan C. esculenta. Faktor abiotik yang mempengaruhi distribusi Xanthosoma dan Alocasia adalah intensitas cahaya, Colocasia dipengaruhi oleh bahan organik tanah dan kelembaban tanah dan ketinggian, sedangkan Amorphophallus dipengaruhi oleh pH tanah. Strategi konservasi edible Araceae di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yaitu dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat di Kabupaten Gowa tentang manfaat dari tanaman tersebut, sehingga dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan bisa menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Semakin besar pemanfaatan tanaman maka usaha konservasi akan semakin meningkat. Peluang lain yang bisa dimaksimalkan adalah dengan cara menyiapkan lahan tertentu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman Araceae, agar tanaman Araceae bisa tumbuh dengan baik dengan kondisi lingkungan yang mendukung