Konservasi Populasi Durian Varietas Lokal Biji Mati Di Kebun Masyarakat Kota Ternate
Main Authors: | Panu, Rasmi Hi, Luchman Hakim,, S.Si.,M.Agr.Sc.,Ph.D, Dian Siswanto,, S.Si.,M.Si.,Ph.D |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193326/1/RASMI%20HI%20PANU.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193326/ |
Daftar Isi:
- Kota Ternate merupakan salah satu hospot varietas durian lokal di Indonesia, diperkirakan mencapai ±13 varietas namun hanya dua varietas yang diminati yaitu durian mentega dan durian gajah. Hal ini disebabkan faktor rasa yang manis, tekstur lembut, ketebalan daging buah ≥1 cm, warna daging buah kuning dan diameter buah 17-20 cm. Sebagian besar varietas durian dijadikan alternatif pilihan. Salah satu durian yang memiliki potensi pasar yang besar adalah durian biji mati karena memiliki rasa yang manis, tekstur lembut, ketebalan daging buah ±1.8 cm dan biji yang kecil/kisut. Namun, masalahnya durian biji mati telah terserang hama penyakit, rata-rata buah yang dihasilkan busuk dan berulat, dan rasa daging buah sedikit asam. Mengingat durian biji mati memiliki biji yang kisut sehingga sulit diremajakan dengan biji maka teknik grafting menjadi alternatif yang digunakan untuk mengkonservasi dan memperbaiki kualitas durian biji mati. Penelitian ini bertujuan Mengetahui distribusi bibit (seedling) durian varietas lokal yang akan di grafting, menganalisis kelulushidupan dan pertumbuhan batang atas (entres) hasil grafting durian biji mati dan mengetahui strategi konservasi populasi durian biji mati di kebun masyarakat Kota Ternate. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode jelajah untuk pemetaan kordinat distribusi bibit menggunakan GPS. Instrument yang digunakan adalah wawancara terbuka mengenai pengetahuan masayarakat terhadap durian biji mati dan teknik grafting. Teknik penyambungan/grafting memiliki tahapan pemilihan batang bawah, pengambilan entres, penyambungan dan pengamatan. Pengamatan dilakukan dari hari ke-3 setelah grafting sampai hari ke-36. Pengamatan meliputi; kondisi sungkup, karakter sambungan, warna daun entres, katakter batang entres, respon entres, karakter tunas dan panjang tunas. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan Microsoft Exel 2010. Keberhasilan grafting durian dihitung menggunakan rumus presentase kelulushidupan. Analisis hasil penelitian dan data wawancara digunakan untuk merumuskan strategi konservasi varietas durian lokal menggunakan teknik Grafting di Kota Ternate. Hasil penelitian menunjukkan Distribusi bibit durian di Kota Ternate berkaitan dengan musim berbuah durian, persebaran bibit dipengaruhi oleh penjualan durian oleh petani, sebagian besar biji durian berkelompok ±50-300 bibit dengan variasi pertumbuhan yang berbeda-beda meski beberapa bibit tersebar namun karena faktor biji yang terbawa air ataupun durian yang busuk di bawah pohon. Berdasarkan data pengamatan disimpulkan bahwa petani memiliki upaya peremajaan durian varietas lokal yang rendah disebabkan faktor luas lahan perkebunan setiap petani yang sempit. Terdapat 66 bibit di kelurahan Gambesi dan 47 bibit di Kelurahan Moya yang memenuhi syarat. Presentase kelulushidupan di Kelurahan Gambesi adalah 47 % atau dalam kategori sedang, sedangkan Kelurahan Moya memiliki presentase kelulushidupan 36 % yang dikategorikan rendah. pada proses grafting terdapat 6 respon yang diberikan oleh entres durian biji mati yaitu hidup, hidup rontok, mati kering, mati busuk, teroksidasi, mati berjamur. Terdapat 16 tanaman grafting yang bertunas (36HSG). Jenis tunas yang terlihat pada entres durian biji mati adalah tunas samping dan tunas pucuk. Hasil analisis SWOT menunjukkan konservasi populasi durian varietas lokal di Kota Ternate dapat dilakukan dengan perlakuan grafting. Namun, diperlukan kerjasama seluruh bagian (Stakeholder), petani dan masyarakat secara maksimal. Secara umum disimpulkan bahwa konservasi populasi dari 113 tanaman di Kota Ternate memiliki persentase survival rate sedang dengan nilai 43 %. Persentase tersebut didapatkan dari hasil grafting pada bibit liar tanpa perlakuan kanopi, sedangkan secara teori tanaman yang digrafting perlu asupan cahaya yang terkontrol secara kualitas maupun kuantitas, sehingga rata-rata tanaman grafting pada kanopi terbuka mati. Perlu pengembangan metode dan uji coba pada varietas lain yang terancam punah sehingga teknik ini dapat bermanfaat untuk konservasi populasi varietas-varietas lain, kerjasama pemerintah dan masyarakat menjadi point utama untuk keberhasilan konservasi.