Mengungkap Pengalaman Wanita Hamil Lamaholot Sebelum Masuk Rumah Sakit

Main Authors: Solot, Maria Kewa, Dr. dr. Tita Hariyanti,, MKes, dr. Riskiyah,, MMRS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193283/1/Maria%20Kewa%20Solot.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193283/
Daftar Isi:
  • Latar belakang: Kematian ibu merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan suatu negara. Semakin tinggi Angka Kematian Ibu (AKI) semakin buruk derajat kesehatan negara tersebut. AKI di Indonesia masih tinggi 289/100.000 kelahiran hidup (KH). Di Nusa Tenggara Timur, AKI mencapai 133/100.000 KH, 3 diantaranya meninggal di Rumah Sakit Dr.Hendrikus Fernandez Larantuka. Kematian ini disebabkan oleh terlambat masuk rumah sakit. Tujuan penelitian: Mengungkap pengalaman wanita hamil Lamaholot sebelum masuk rumah sakit. Metode: Menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah wanita hamil Lamaholot yang mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan yang terlambat masuk rumah sakit. Informan berjumlah 6 (enam) orang, dan pemilihannya ditentukan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview) menggunakan panduan wawancara semiterstruktur. Analisis data menggunakan Interpretive Phenomenological Analysis (IPA). Hasil: Didapatkan 9 (sembilan) tema yaitu, 1) perasaan memperoleh perhatian dan kasih sayang keluarga terdekat, 2) merasa wajib mematuhi tradisi larangan selama hamil,3) perasaan bingung meninggalkan anak di kampung, 4) memikirkan biaya kontrol ke rumah sakit, 5) perasaan takut karena cuaca buruk, 6) perasaan sedih tidak memiliki keluarga di dekat rumah sakit, 7) merasa baik-baik saja karena tidak paham bahaya ketuban pecah, 8) menyadari kesalahan dan perlu melakukan ritual sebelum masuk rumah sakit, 9) perasaan takut berbuat dosa lagi. Kesimpulan: Temuan yang didapatkan yaitu, bahwa wanita hamil Lamaholot merasa bingung ketika harus kontrol kehamilan di rumah sakit dan terpaksa meninggalkan anak di kampung, wanita hamil Lamaholot memikirkan biaya kontrol ke rumah sakit. Biaya yang dikeluarkan cukup banyak mulai dari transportasi laut dan darat sampai dengan membeli obat di apotik swasta, wanita hamil menyadari kesalahan dan dosa yang pernah dibuat dan perlu melakukan ritual ho’ing temodok agar terbebas dari dosa. Ritual kehamilan ho’ing temodok dilakukan setelah ada tanda-tanda persalinan dengan alasan tidak ada kesempatan berbuat dosa lagi.