Pengembangan Sensor Diazinon Menggunakan Molecularly Imprinted Polymer (MIP) polyvinyl Alcohol (PVA)-CuO pada Permukaan Screen-Printed Carbon Electrode (SPCE)
Main Authors: | Resti, Anisa, Dr. Ani Mulyasuryani,, MS, Dr. Diah Mardiana,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193265/1/Anisa%20Resti.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193265/ |
Daftar Isi:
- Sensor kimia adalah perangkat pendekteksi suatu zat kimia menjadi besaran listrik berupa sinyal. Komponen dari sensor kimia terdiri dari reseptor, transduser, dan detektor. Reseptor berfungsi sebagai bagian pengenal analit secara selektif. Pada penelitian ini telah dikembangkan sensor kimia menggunakan reseptor molecularly imprinted polymer (MIP)-PVA-CuO untuk mendeteksi Diazinon. Penggunaan diazinon berlebih dapat berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Kinerja sensor diazinon dipelajari dalam berbagai parameter diantaranya penambahan konsentrasi diazinon dan konsentrasi CuO dalam membran. Selain itu, karakterisasi dilakukan berdasarkan pH larutan, dan jenis elektrolit terhadap kepekaan sensor diazinon. Pengaruh konsentrasi diazinon dalam membran terhadap kepekaan sensor dipelajari pada konsentrasi 0; 0,01; 0,02; dan 0,03% (b/b). Pada masing-masing konsentrasi diazinon ditambahkan bersamaan dengan asam sitrat, polivinil alkohol, glutaraldehid, dan CuO. Setelah itu, diambil campuran tersebut sebanyak 5 μL dilapiskan pada permukaan elektroda kerja screen printed carbon electrode (SPCE). Kemudian, SPCE tersebut dikeringkan pada temperatur 50°C selama 1 jam, sedangkan, pengukuran sinyal dilakukan dengan larutan diazinon 10-12 -10-5 M. Perlakuan yang sama juga dilakukan untuk mempelajari konsentrasi CuO terhadap konsentrasi kepekaan sensor. Konsentrasi CuO yang digunakan yaitu 0,1;0,5;dan 1% (b/b). Konsentrasi diazinon dan konsentrasi CuO optimum digunakan untuk karakterisasi sensor. Karakterisasi dilakukan dengan mempelajari pengaruh pH dan jenis elektrolit. Pengaruh pH dilakukan dengan menggunakan bufer britton-robinson viii pada pH 2-5 . Pada pengaruh elektrolit menggunakan bufer fosfat, bufer fosfat-KCl dan KCl. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi diazinon dalam membran berpengaruh terhadap kepekaan sensor. Kepekaan sensor meningkat dari diazinon 0% - 0,02% tetapi pada konsentrasi 0,03% kepekaan sensor menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh kemungkinan adanya adsorpsi membentuk diazinon multilayer akibat dari jumlah diazinon berlebih, sehingga akan menghambat sinyal menuju transduser dan menurunkan kepekaan. Penggunaan diazinon 0,02% menghasilkan kepekaan tertinggi yaitu 15 mV/dekade. Pada pengaruh konsentrasi CuO dalam membran menghasilkan kepekaan meningkat pada konsentrasi 0,1%, namun, kepekaan menurun pada konsentrasi 0,5% dan 1,0%. Pada konsentrasi berlebih menyebabkan Partikel CuO mengadsorpsi molekul diazinon membentuk halangan ruang menghambat mobilitas diazinon dan menyebabkan sinyal yang dihasilkan lebih lambat menuju transduser dan kepekaan sensor menurun. Kepekaan sensor terbaik diperoleh menggunakan konsentrasi CuO 0,1% sebesar 27 mV/dekade. Pada karakterisasi sensor terhadap pengaruh pH menghasilkan sinyal tertinggi pada pH 3 dan sinyal terendah pada pH 2. Pada pH 2 atom N mengalami protonasi dan bermuatan positif karena membentuk gugus –NH+ yang menyebabkan antar ion diazinon berikatan hidrogen sehingga lebih sedikit diazinon yang dapat dikenali, pH 3 protonasi mulai berkurang sehingga lebih banyak diazinon terdeteksi. Kepekaan terbaik dihasilkan pada pH 3 sebesar 28 mV/dekade. Pengukuran menggunakan KCl menghasilkan sinyal terbesar, hal ini dapat disebabkan oleh KCl tergolong elektrolit kuat sehingga ion K+ dan ion Cl- dalam larutan dapat bergerak bebas dan mentransfer listrik lebih kuat sehingga sinyal lebih besar. Kinerja sensor terbaik dihasilkan pada pengukuran menggunakan buffer fosfat pH 3 dengan kepekaan sebesar 42 mV/dekade pada rentang konsentrasi 10-12 -10-5 M dan waktu respon 180 deti