Studi Komparasi Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Metode Jigsaw dan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan RJP Pada Korps Sukarela (KSR) Stikes Banyuwangi
Main Authors: | Rudiyanto, -, Dr. dr. Sri Poeranto,, Sp.Par.K, M.Kes, Ns. Tina Handayani Nasution,, M.Kep |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193228/1/RUDIYANTO.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193228/ |
Daftar Isi:
- Henti jantung menjadi salah satu penyebab kematian di seluruh dunia. Henti jantung diluar rumah sakit (Out-of-Hospital Cardiac Arrest /OHCA) dua kali lebih besar dibandingkan henti jantung yang terjadi di dalam rumah sakit (AHA, 2015). OHCA menjadi salah satu perhatian utama permasalahan kesehatan dunia karena kasus kejadiannya yang tinggi. Angka kejadian OHCA per tahun di Eropa sebanyak 300.000 kasus dan di Amerika serikat mencapai 500.000 kasus (Bhanji et al.,2015). Di indonesia di perkirakan 30 kasus kejadian OHCA setiap hari (Depkes RI, 2006). Tingginya angka kejadian OHCA berbending terbalik dengan angka kelangsungan hidup (survival rate) penderita OHCA yang hanya 12 % saja (AHA, 2015). Wnent et al. (2015) menyatakan bahwa keterlambatan pelaporan dan pemberian tindakan resusitasi jantung paru (RJP) penyebab rendahnya survival rate korban OHCA. Solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan responder tentang RJP. Upaya yang dapat dilakukan untuk menambah retensi pemahaman masyarakat ketika belajar RJP, diperlukan alat peraga yang mudah dijangkau dan ekonomis serta metode yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan pelatihan RJP dengan metode jigsaw dan metode demonstrasi terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan RJP pada KSR STIKES Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan desain True eksperiment dengan rancangan pretest and posttest with control group design. Menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 48 responden yang terbagi menjadi kelompok jigsaw dan demonstrasi. Peneliti melakukan pengukuran pengetahuan & keterampilan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan pada kedua kelompok untuk mengetahui perbedaan dan dianalisa menggunakan uji Mann Whitney. Hasil uji Wilcoxon pada variabel pengetahuan antara skor pretest dan posttest kelompok jigsaw nilai p = 0,001 (p < 0,05) dan antara skor pretest dan posttest pengetahuan pada kelompok demonstrasi memiliki nilai p = 0,001 (p < 0,05). Pada variabel keterampilan antara skor pretest dan posttest kelompok jigsaw memiliki nilai p = 0,001 (p < 0,05) dan antara skor pretest dan posttest kelompok demonstrasi memiliki nilai p = 0,001 (p < 0,05). Sedangkan hasil uji Mann Whitney antara skor posttest pengetahuan kelompok jigsaw dan posttest pengetahuan kelompok demonstrasi memiliki nilai signifikan (p value) = 0,008 (p<0,05), skor posttest keterampilan kelompok jigsaw dan posttest keterampilan kelompok demonstrasi memiliki nilai signifikan (p value) = 0,720 (p > 0,05). Tercapainya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada kelompok jigsaw dapat dijelaskan secara teoritis, dimana pelatihan RJP dengan metode jigsaw menuntut peserta berperan aktif dalam proses pelatihan, selain mengikuti proses pelatihan setiap peserta juga bertanggungjawab mengajarkan materi yang di pelajari untuk disampaikan dengan baik kepada anggota kelompok yang lain. Selama proses itu akan terjadi proses transfer informasi keilmuan secara sistematis sesuai tahapan prosedur yang dipelajari kepada anggota kelompok yang lain. Dalam proses pelatihan dengan metode jigsaw setiap anggota kelompok saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar diselesaikan secara mandiri tanpa tergantung pada instruktur, kondisi tersebut akan menjadikan peserta didik lebih kuat untuk memahami materi yang dipelajari. Selain itu dengan metode jigsaw akan membentuk peserta selayaknya orang yang bekerja dengan baik yaitu kolaboratif dan sosial, bukan kompetitif dan terisolasi. Sehingga keterampilan yang didapatkan akan terjadi secara alamiah dari proses pertukaran peran sebagai demonstrator dan observer pada materi yang dipelajarinya. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan RJP dengan metode jigsaw dan metode demonstrasi berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan RJP pada KSR STIKES Banyuwangi. Akan tetapi pada kelompok yang diberi pelatihan RJP dengan menggunakan metode jigsaw mempunyai selisih nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang diberi pelatihan RJP dengan menggunakan metode demonstrasi.