Study Fenomenologi Pengalaman Perawat Dalam Melakukan Pelayanan Kegawat Daruratan di Pedalaman Kokonao, Distrik Mimika Barat, Papua
Main Authors: | Zulkifli, -, Dr. Indah Winarni,, MA, Dr. Asti Melani Astari,, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193209/1/ZULKIFLI.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193209/ |
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara kepulauan khususnya di daerah DTPK (Daerah Terpencil, Perbatasan dan kepulauan) masih memiliki pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan karena keterbatasan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Ini yang menyebabkan rendahnya akses masyarakat ke layanan kesehatan. Masalah lain yang muncul adalah minat tenaga kesehatan untuk bersedia ditempatkan di daerah DTPK masih minim, hal ini menjadi salah satu penyebab status kesehatan masyarakat di daerah tersebut masih rendah. Wilayah Indonesia bagian Timur, terutama Papua memiliki luas daerah yang sangat besar dengan keadaan muka bumi yang sangat beragam. Papua telah menjadi perhatian dunia terkait masalah kesehatan, rendahnya tingkat kesehatan di Papua. Gubernur dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua beserta jajarannya memilih menerapkan konsep mobile clinic yang diharapkan dapat memperbaiki pelayanan kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya. Mobile clinic di sini maksudnya adalah menggerakkan pelayanan kesehatan ke dekat masyarakat sehingga masyarakat tidak perlu lagi bersusah payah mendatangi petugas kesehatan, tapi petugas dan layanan kesehatan lah yang mendatangi masyarakat dimana mereka berdiam dan bertempat tinggal. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan wawancara terhadap 2 orang perawat puskesmas Kokonao, didapatkan data bahwa pelayanan Kegawat daruratan di pedalaman menjadi sulit dengan keterbatasan sarana dan prasarana, selain itu sering tenaga perawat mendapat kekerasan baik fisik maupun mental saat menjalankan tugas di pedalaman. Tenaga dokter tidak selalu berada di daerah pedalaman, ini menyebabkan timbulnya rasa tidak percaya diri pada perawat saat melakukan tindakan medis yang sebenarnya bukan wewenang mereka. Puskesmas daerah pedalaman Kokonao juga menerapkan apa yang mereka sebut sebagai sistem rolling dimana membagi menjadi dua kelompok petugas kesehatan pedalaman Kokonao yang melakukan pelayanan kesehatan secara bergiliran dalam kurun waktu yang telah disepakati. Kebijakan ini dibuat untuk menyiasati kondisi para petugas yang harus tinggal berjauhan dengan keluarga mereka di kota sehingga membutuhkan waktu tersendiri agar bisa bertemu dan bersama menjalankan fungsi dan peran mereka sebagai anggota keluarga. Tujuan umum penelitian ini adalah Mengeksplorasi makna pengalaman perawat dalam melakukan pelayanan kegawat daruratan di pedalaman Kokonao, Mimika Barat, Papua. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif dengan pendekatan Interpretive Phenomenologist. Tehnik pengumpulan data menggunakan in-depth interview dan proses analis data menggunakan metode Van Manen dengan 3 metode yaitu the detailed or line-by-line approach, the selective or highlighting approach, dan the holistic approach. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang perawat yang pernah dan masih bekerja di Puskesmas pedalaman Kokonao, Mimika Barat, Papua serta memiliki pengalaman menangani pasien gawat darurat. Partisipan dipilih berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan, yaitu perawat dengan pengalaman kerja di pedalaman selama 2 tahun, pernah menolong pasien dengan kondisi gawat darurat, sehat fisik maupun mental, dan bersedia menjadi partisipan. Hasil yang di dapat dari penelitian ini adalah munculnya sembilan tema, dimana proses analisis menggunakan analisis tematik Van Manen. Proses analisis dimulai dengan mengubah rekaman suara wawancara menjadi transkrip verbatim, yang kemudian oleh peneliti dibaca berulang ulang. Peneliti mencari esensi atau makna dengan membaca secara detail dan menganalisa setiap kalimat. Selanjutnya peneliti memberi highlight pernyataan partisipan yang terasa esensial dari pengalaman yang diteliti. Peneliti juga membaca keseluruhan teks dan mencoba menemukan makna dari keseluruhan teks tersebut. Pernyataan partisipan diinterpretasikan melalui dua cara, yaitu tekstual dengan menemukan arti bahasa, dan secara kontekstual yaitu sesuai dengan latar belakang pernyataan yang diungkapkan partisipan. Hasil interpretasi didapatkan berupa kata kata kunci partisipan yang dikumpulkan dan bermakna sama kemudian dikelompokkan menjadi kategori - kategori. Kategori - kategori tersebut dikelompokkan menjadi sub tema yang kemudian sub tema membangun tema. Sembilan tema yang dihasilkan dalam penelitian ini menggambarkan makna pengalaman perawat dalam melakukan pelayanan gawat darurat di pedalaman Kokonao, Mimika Barat, Papua yaitu : Membiasakan diri dengan lingkungan pedalaman; Berusaha memahami budaya dan bahasa masyarakat asli; Merasa dihadapkan pada situasi yang memaksa untuk melakukan alternatif tindakan; Mempunyai kepedulian terhadap pasien yang membutuhkan pertolongan; Mendedikasikan diri terhadap pekerjaan; Susah fisik menghadapi keterbatasan kondisi alam dan budaya masyarakat; Lelah mental menghadapi perilaku masyarakat; Dipisahkan oleh jarak dan budaya dalam menjalankan fungsi anggota keluarga dan petugas kesehatan; dan Melakukan refleksi diri; serta tema besar hasil dari keterkaitan antar tema yaitu Pengabdian tanpa batas dalam keterbatasan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran situasi pelayanan kegawat daruratan secara khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya di daerah pedalaman Kokonao, Papua. Sehingga dapat menjadi landasan perbaikan dan peningkatan bagi pelayanan kesehatan di pedalaman Papua.