Etnobotani Suku Tobelo Dalam di Kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata (Studi Desa Koli Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan)
Main Authors: | Yakub, Arham, Amin Setyo Leksono,, S.Si., M.Si., Ph.D, Dr. Jati Batoro,, M.Si |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193204/1/ARHAM%20YAKUB.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193204/ |
Daftar Isi:
- Interaksi masyarakat yang hidup di desa khususnya pinggiran hutan atau berbatasan langsung dengan lingkungan sangat bergantung dengan sumberdaya alam yang ada di sekitarnya. Ketergantungan Suku Tobelo Dalam pada alam membuat mereka memiliki sistem hidup Nomaden yaitu berpindah-pindah. Untuk memenuhi kebutuhab hidupnya maka dari itu masyarakata tersebut perpinda-pindah untuk mencarai persediaan makana seperti umbi-umbian, dan buah-buahan di suatu tempat dan apabila sudah berkurang maka mereka akan berpindah ke daerah lain untuk mencari sumber makanan pokok lain. Suku Tobelo Dalam yang masih primitif, mereka tidak mengenal sistem pertanian atau bercocok tanam. Sistem mata pencaharian mereka adalah berburu, menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan dan menggunakan sagu sebagai sumber karbohidratnya. Pendokumentasi sistem pengetahuan Suku Tobelo Dalam ini akan sangat berarti terutama untuk mengetahui keanekaragaman sumberdaya genetik yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan Tanam Nasional yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam program konservasi tanaman obat. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Aketajawe Lolobata SPTN Wilayah I Weda Resort Tayawi Desa Koli Kota Tidore Kepulauan. mulai bulan April 2018 sampai Mei 2018. Penelitian ini menggunakan dua bentuk pendekatan berupa pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun metode yang digunakan adalah wawancara terstruktur (structured interview) dan wawancara semi-struktur (semi- structured interview) yang disertai dengan keterlibatan aktif penelitian dalam kegiatan Suku Tobelo Dalam setempat. Metode pengambilan sampel responden menggunakan teknik Analisis kualitatif untuk pendalaman data pada aspek kajian etnobotani dilakukan berdasarkan hasil survei dan wawancara yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan index of cultural significance (ICS) untuk mengetahui nilai kepentingan tiap-tiap jenis tumbuhan berguna sekaligus untuk mengetahui manfaatnya berdasarkan kebutuhan penduduk setempat. Suku Tobelo Dalam memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkugan tempat hidupnya dengan membentuk suatu adatasi dengan lingkungan berupa pengetahuan tentantang pemanfaatan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kelestariannya. Berdasarkan hasil penelitian di Suku Tobelo Dalam teridentifikasi tumbuhan sebanyak 44 jenis tumbuhan hutan berkhasiat obat dan 7 jenis tumubuhan pangan yang digunakan oleh Suku Tobelo Dalam. Umumnya Suku Tobelo Dalam memanfaatkan jenis tumbuhan pohon, liana, herba, perdu, palma dan menggunakan daun, akar, batang, serta kulit sebagai bahan ramuan pengobatan penyakit. Dari 44 jenis tumbuhan yang terindentifikasi melalui hasil penelitian di Suku Tobelo Dalam. Pemanfaatan spesies tumbuhan untuk obat-obatan sebanyak 44 spesies tanaman yang masuk dalam famili Euphorbiaceae, Malvaceae, Leguminocae dan solanaceae. Tanaman yang masuk famili Malvaceae ialah, achira (Pachira aquatica) dan Cokelat (Theobroma cacao) tumbuhan yang masuk family malvaceae 19% sering digunakan dalam pengobatan, tanaman yang masuk family Euphorbiacea yaitu kasbi (Manihot ulilisima) dan balacai (Jatropha curcas L.). family Euphorbiaceae 13%, tanaman dengan famili Leguminocae dan solanaceae hanya 10% tanaman yang masuk famili Leguminocae ialah lamtoro (leucaina leucocephala) dan masuk famili solanaceae tanaman ciplukan (Physalis angulata L.). Sedangkan pemenfaatan tumbuhan untuk pangan sehari-hari sebanyak 7 jenis tumbuhan yang didomnasi yaitu talas dan keladi yaitu 33% tanaman famili Aracaceae untuk pangan sedangkan tanaman famili Euphorbiaceae 17%, famili Gramineae 17%, famili Palmae 17%, dan famili Convolvulaceae 16% untuk memenuhi kebutuhan pangan.