Pengaruh Kalor Metabolik pada Perlakuan Interstitial Hyperthermia Therapy terhadap Distribusi Temperatur Tangan Manusia yang Terkena Tumor Sarkoma

Main Authors: Ridwan F, Ridwan F.M., Dr. Slamet Wahyudi, ST., MT., Dr. Putu Hadi Setyarini, ST., MT.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193171/1/M.%20RIDWAN%20F..pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193171/
Daftar Isi:
  • Di dunia medis, studi perpindahan panas dapat dimanfaatkan sebagai terapi penanganan tumor. Tumor merupakan gangguan patologis pertumbuhan jaringan yang dapat dikenali dengan proliferasi sel yang tinggi dan tidak sewajarnya. Pada suhu ≥ 40 oC, suatu jaringan tumor akan berhenti pertumbuhannya dan mati. Berbagai metode dapat dilakukan dalam menangani jaringan tumor, salah satunya ialah interstitial hyperthermia therapy. Interstitial hyperthermia therapy adalah metode penanganan tumor yang memanfaatkan panas dari energi medan elektromagnetik untuk merusak jaringan tumor, salah satunya tumor sarkoma. Tumor sarkoma adalah jaringan tumor yang tumbuh pada sel mesenkim tubuh manusia. Sel mesenkim menyumbang lebih dari dua pertiga berat dari total badan. Suhu tinggi yang diberikan tentu akan berdampak kepada jaringan normal yang ada disekitar tumor. Maka, penggunaan interstitial hyperthermia therapy memerlukan kemampuan penyesuaian sumber panas yang tepat, baik berdasarkan ruang, waktu serta mempertimbangkan faktor pendukung lainnya, sehingga akan diperoleh keberhasilan yang optimal. Salah satu faktor yang dapat membantu dalam pengoptimalan terapi jenis ini ialah kalor metabolik. Kalor metabolik adalah kalor atau panas yang timbul dari dalam tubuh manusia yang bersumber dari reaksi metabolisme yang terjadi. Tingkat metabolisme seseorang bervariasi sesuai dengan aktivitas fisik orang tersebut. Orang yang aktif memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi dari pada orang yang kurang aktif. Pada penelitian ini, dilakukan analisis pengaruh kalor metabolik terhadap distribusi temperatur di tangan manusia pada proses interstitial hyperthermia therapy dalam kondisi unsteady. Model geometri yang digunakan berupa 2D asimetri yang terdiri dari 5 lapisan kulit di tangan manusia, tumor sarkoma, dan antena pada interstitial hyperthermia therapy. Untuk mengetahui distribusi temperatur yang terjadi, maka digunakanlah persamaan Pennes dan metode numerik finite element yang dilakukan selama 600 s dan frekuensi sebesar 2,45 GHz. Sedangkan nilai variasi kalor metabolik yang digunakan ialah 0 W/m3 W/m3; 368,1 W/m3; 500 W/m3; 800 W/m3 dan 1200 W/m3. Dari penelitian ini, kalor metabolik menunjukkan pengaruh terhadap distribusi temperatur yang terjadi pada perlakuan interstitial hyperthermia therapy. Semakin tinggi nilai kalor metabolik, maka akan semakin tinggi juga nilai distribusi temperatur yang terjadi di tubuh manusia.