Strategi Pola Kepemimpinan TNI Angkatan Laut Terhadap Motivasi Prajurit Dalam Misi Perdamaian Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB). (Studi Kasus KRI Sultan Hasanuddin-366)

Main Author: Mokoginta, Samsy Subahry
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193131/1/SAMSY%20SUBAHRY%20MOKOGINTA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193131/
Daftar Isi:
  • Latar belakang masalah yang diangkat dalam tesis ini adalah berdasarkan Pembukaan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUDNRI Tahun 1945) bahwa Bangsa Indonesia ikut serta dalam melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian dunia dibawah mandate Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB) yang sampai saat ini berlangsung sukses dan sangat dihargai oleh PBB dan negara lain. Tidak hanya misi gabungan aspek darat yang berisi gabungan prajurit TNI namun Bangsa Indonesia mengirimkan Alutsista Kapal perang (KRI) berserta awak kapal (Prajurit TNI Angkatan laut) untuk terlibat langsung dalam melaksanakan misi perdamaian yang disebut dengan Satgas Maritim TNI (MTF) UNIFIL Lebanon sesuai dengan Mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 Tahun 2006 adalah untuk mengamankan garis pantai Lebanon, mencegah masuknya senjata illegal yang melintasi dan masuk ke wilayah Lebanon serta dapat mendukung dan melatih Angkatan Laut Lebanon dalam mengawasi perairan territorialnya dengan jangka waktu penugasan yang cukup lama hingga 1 tahun 2 bulan yang mana pada saat ini KRI Sultan Hasanuddin-366 beserta 120 prajurit diberikan tugas dan mandat oleh Bangsa Indonesia untuk melaksanakan misi perdamaia tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui dan menganalisis motivasi prajurit TNI AL di lingkungan KRI Sultan Hassanundin-366, mengkaji dan menganalisis peran kepemimpinan perwira TNI Angkatan Laut khususnya di lingkungan KRI Sultan Hassanudin-366 dalam meningkatkan motivasi prajurit dikapal serta menemukan model pengembangan strategi baru kepemimpinan perwira TNI Angkatan Laut khususnya di lingkungan KRI Sultan Hassanudin-366 dalam meningkatkan motivasi prajurit pada misi perdamaian dunia (PBB) di Lebanon dengan waktu penugasan 1 tahun, 2 bulan Metode penelitian ini adalah menggunakan penelitian Deskriptif Kualitatif agar peneliti lebih memahami realitas sosial yang ada. Dengan pendekatan kualitatif, peneliti akan memahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Hal ini ditunjukkan dalam bentuk observasi langsung di KRI Sultan Hasanuddin-366 mengajukan proposal penelitian kepada Komandan KRI Sultan Hasanuddin-366, 1 (satu) orang Perwira Menengah (PAMEN) TNI Angkatan Laut yang menjabat sebagai Kepala Departemen di KRI Sultan Hasanuddin-366, 2 (dua) orang Perwira Pertama (PAMA) TNI Angkatan Laut yang menjawabat sebagai Kadiv (Kepala Divisi) di KRI Sultan Hasanuddin- 366 serta 2 (dua) orang anggota yang menjabat sebagai Kepala Bagian (Kabag) di x KRI Sultan Hasanuddin-366 agar peneliti benar-benar mendapatkan hasil model pengembangan strategi baru kepemimpinan para pemimpin TNI Angkatan Laut guna meningkatkan motivasi prajurit pada misi perdamaian dunia (PBB) di Lebanon. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diketahui kondisi motivasi prajurit KRI Sultan Hasanuddin dalam berjalannya tugas hampir 9 bulan masih dalam kondisi baik dan prima. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya tugas-tugas pokok yang diberikan oleh PBB kepada KRI (seluruh prajurit), kemudian tidak adanya permasalahan-permasalahan atau kecelakaan kerja baik personel maupun material, terciptanya kondisi yang harmonis antara pemimpin dan bawahannya. Hal ini karena Dalam memotivasi prajurit TNI AL di lingkungan KRI Sultan Hassanudin 366 para pemimpin melakukan kegiatan antara lain: merencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan, memberikan reward bagi anggota yang berprestasi, mempererat kekeluargaan sesama prajurit (jiwa korsa), mengenali kekurangan dan kelebihan masing-masing prajurit untuk dikembangkan dan memberikan training prajurit secara rutin dan berkala dalam meningkatkan skill dan performa prajurit. Kemudian dilanjutkan analisa strategi pola kepemimpinan yang ada di KRI Sultan Hasanuddin-366. Dimana peran kepemimpinan para pemimpin TNI AL terhadap motivasi prajurit di lingkungan KRI Sultan Hassanudin-366 menggunakan kepemimpinan transformasional dengan ciri bahwa seorang pemimpin jauh lebih dari hanya sekadar manajer yang menjelaskan prinsip-prinsip yang harus diikuti oleh para bawahan. Selain itu, seorang pemimpin KRI Sultan Hasanuddin-366 juga berupaya membangun tim melalui koordinasi dalam organisasi. Kepemimpinan tidak hanya tentang menunjukkan jalan tetapi juga memimpin jalan. Dari pemahaman ini, hubungan yang sangat kuat dibangun antara kepemimpinan dan motivasi dalam lingkup KRI Sultan Hasanuddin-366. Selanjutnya pada model pengembangan strategi kepemimpinan di KRI Sultan Hassanudin-366 untuk meningkatkan motivasi prajurit TNI Angkatan Laut yaitu dengan pendekatan kepemimpinan transformasional yang mana akan membentuk para pemimpin dengan kepemimpinan yang baik dalam ranah kepemimpinan militer atau di tempat lain terlebih lagi pemimpin transformasional akan selalu merefleksikan diri dan selalu bercermin agar dapat merasakan apa yang sedang bawahan alami. Selanjutnya hal ini akan menciptakan ikatan dengan bantuan para pemimpin mereka, para bawahan bisa berubah menjadi lebih baik dan menuju penuntasan misi di depan mereka.