Analisis Keberlanjutan Perkebunan kopi Rakyat di kecamatan Dampit Kabupaten Malang
Main Author: | Susianah, Daly Alis |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193114/1/DALY%20ALIS%20SUSIANAH.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193114/ |
Daftar Isi:
- Kopi Robusta di Kecamatan Dampit ini cukul dikenal di pasaran kopi dunia karena memiliki citarasa yang baik. Namun dalam pengembangannya, petani masih menghadapi permasalahan yang meliputi (1) rendahnya produksi kopi akibat anomali iklim; (2) terbatasnya akses pelatihan; permodalan dan sarana produksi; (3) ketidakpastian harga; dan (4) ketidakstabilan mutu kopi yang dihasilkan petani. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (a) mengetahui indeks dan status keberlanjutan perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. (b) mengkaji Faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang (c) menyusun Rekomendasi untuk keberlanjutan perkebunan kopi Rakyat di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Nopember 2017 sampai Januari 2018 di Desa Sukodono, Srimulyo dan Amadanom Kecamatan Dampit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dengan sumber data dari 60 responden petani dan 5 responden pakar. Analisis keberlanjutan melalui metode RAP-kopi (Rapid Apprisal) dengan pendekatan multi dimensional scaling (MDS) menggunakan perangkat lunak (software) Rapfish. Alat analisis yang menyertai Rapfish adalah analisis sensitivitas untuk mengetahui faktor faktor yang berpengaruh dan analisis montecarlo untuk mengetahui kevalidan metode RAP-KOPI. Analisis keberlanjutan untuk setiap dimensi diawali dengan penentuan atribut yang dianggap berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha tani kopi, kemudian dilakukan penilaian untuk setiap atribut baik secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui wawancara menggunakan kuisioner dari setiap responden, observasi lapangan, serta data sekunder yang diperoleh dari dinas atau instansi yang terkait. Hasil tersebut bersama wawancara secara mendalam dengan responden pakar digunakan untuk merumuskan faktor internal dan eksternal sebagai dasar perumusan strategi keberlanjutan dengan metode analisis A’WOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks keberlanjutan perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Dampit secara multi dimensi sebesar 61,854 termasuk kriteria cukup berkelanjutan. Indeks Keberlanjutan yang paling tinggi adalah dimensi sosial sebesar 72,120 diikuti dimensi kelembagaan 67,082 dan dimensi ekologi 64,499 kemudian dimensi ekonomi 57,310 yang termasuk kriteria cukup berkelanjutan. Sedangkan dimensi teknologi memiliki nilai indeks keberlanjutan sebesar 48,259 termasuk kriteria kurang berkelanjutan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa, meskipun nilai indeks keberlanjutan multidimensi tergolong kategori cukup berkelanjutan belum tentu secara keseluruhan kelima dimensi yang diamati termasuk kriteria yang sama. Oleh karena itu diperlukan pengembangan dan peningkatan tidak hanya pada dimensi tertentu tetapi secara keseluruhan/holistik pada tiap dimensi agar nilai indeks keberlanjutan multidimensi menjadi lebih baik. Sebab antara atribut pada masing masing dimensi saling berkaitan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status keberlanjutan perkebunan kopi rakyat di kecamatan Dampit dapat dikelompokkan menjadi 4 faktor yaitu sumberdaya manusia dalam hal ini petani, proses budidaya tanaman kopi, proses pasca panen tanaman kopi, dan pemasaran kopi. Rendahnya motivasi dan kesadaran petani untuk berusaha tani kopi sesuai GAP dan GHP kopi menyebabkan keberlanjutan perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Dampit pada dimensi teknologi kurang berkelanjutan. Prioritas strategi utama untuk meningkatkan keberlanjutan perkebunan kopi rakyat di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang adalah meningkatkan kesadaran dan motivasi petani untuk menerapkan GAP dan GHP kopi secara tepat asas sehingga mampu menghasilkan kopi yang berkualitas, produktivitasnya tinggi dan ramah lingkungan melalui perbaikan kualitas dan kuantitas penyuluhan lapang, penguatan kelembagaan petani sehingga mampu berdaya saing dan berorientasi pasar dengan dukungan lembaga akademis, litbang, pemerintah dan pelaku pemasaran kopi