Hubungan Diagnosis Klinis Dengan Uji Kualitas Metanol Serum Dan Hubungan Pemeriksaan Laboratorium Tidak Langsung Dengan Kadar Metanol Serum Pada Pasien Intoksikasi Metanol
Main Authors: | Rintawan, Corona, dr. Ari Prasetyadjati,, Sp.Em, dr. Ali Haedar, Sp.Em, Sp.Em, dr. Harun Al Rasyid,, MPH |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193103/1/Corona%20Rintawan.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193103/ |
Daftar Isi:
- Pendahuluan: Di seluruh dunia, kasus keracunan metanol masih sering terjadi, terutama di negara-negara yang melarang penjualan alkohol secara bebas. Tingkat kematian akibat keracunan metanol sangat tinggi. Diagnosis yang cepat dan tepat masih menjadi tantangan karena diperlukan pemeriksaan laboratorium khusus untuk mendeteksi keberadaan metanol dalam darah. Dokter umum sering hanya mengandalkan diagnosis klinis dan pemeriksaan laboratorium sederhana untuk membantu mendiagnosis keracunan metanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara diagnosis klinis dengan kadar metanol serum kualitatif dan hubungan antara pemeriksaan laboratorium tidak langsung (pH, anion gap, laktat dan osmolalitas darah) dengan kadar kuantitatif metanol serum pada pasien intoksikasi metanol.Desain Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah pasien dengan diagnosa suspek keracunan metanol di RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur selama periode Juli 2016 sampai Juli 2018. Lokasi penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur; dan laboratorium forensik Polda Jawa Timur, Surabaya. Data dicatat dalam register khusus yang kemudian dilakukan uji korelasi Spearman untuk menguji korelasi antara hasil laboratorium tidak langsung (pH, anion gap, laktat dan osmolalitas) dengan kadar Methanol kuantitatif. Uji Fisher Exact dan uji Chi square digunakan untuk menguji hubungan antara diagnosis klinis dan uji kualitatif metanol serum. Program analisis yang digunakan adalah SPSS 20 Hasil: Total 32 kasus suspek intoksikasi metanol, 3 kasus dalam kriteria eksklusi. Dari 29 kasus, lebih banyak terjadi pada pria (83%) dibandingkan wanita dengan usia rata-rata 28,75 tahun. Hasil uji Fisher's Exact pada p = 0,692 atau lebih besar dari = 0,05, sehingga dinyatakan tidak ada perbedaan yang bermakna antara diagnosis klinis dengan kadar metanol serum secara kualitatif. Dari uji diagnostik, diagnosis klinis memiliki nilai sensitivitas 86,4% dan nilai prediksi positif 76% tetapi nilai spesifisitasnya hanya 14,3% dan nilai prediksi negatif hanya 25%. Uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kadar metanol serum dengan pH (p = <0,01), laktat (p = 0,012), anion gap (p = <0,01) dan osmolalitas (p = 0,012). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara diagnosis klinis dengan kadar metanol serum kualitatif. Ada hubungan yang bermakna antara pH, laktat, anion gap dan osmolalitas serum dengan kadar metanol kuantitatif.