Identifikasi dan Studi Antagonisme Kapang Rhizosfer dan Kapang Penyebab Busuk Umbi Porang (Amorphophallus muelleri Blume)

Main Authors: Sakaroni, Rubiyatna, Rodiyati Azrianingsih,, M.Sc., Ph.D, Dr. Suharjono,, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193093/1/RUBIYATNA%20SAKARONI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193093/
Daftar Isi:
  • Umbi porang mengandung glukomanan sebagai komoditi industri pangan dan kesehatan. Pengolahan pascapanen mengalami kendala yang disebabkan oleh kapang pembusuk umbi. Salah satu alternatif untuk mengatasi pertumbuhan kapang penyebab busuk umbi porang adalah memanfaatkan kapang rhizosfer sebagai agen hayati antagonisnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kapang pembusuk serta menganalisis sifat antagonisme kapang rhizosfer umbi porang. Kapang pembusuk umbi porang sebanyak sembilan isolat yaitu AL, AR, AT, FL, FR, FT, PL PnR, dan PtT, serta kapang rhizosfer umbi porang sebanyak 21 isolat RI1 hingga RI21 didapat dari koleksi kultur Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Kedua kelompok kapang tersebut disubkultur dan dimurnikan kembali dengan metode monospora. Isolat kapang busuk umbi diseleksi berdasarkan uji Postulat Koch. Isolat kapang rizosfer umbi porang diuji sifat antagonisnya terhadap isolat kapang pembusuk umbi porang menurut metode dual kultur. Kapang pembusuk terpilih dan kapang rhizosfer yang memiliki potensi paling tinggi menghambat kapang pembusuk umbi diidentifikasi berdasarkan similaritas sekuen daerah ITS. Isolat AL, FL, dan FR merupakan pembusuk utama umbi porang yang menyebabkan rendahnya kadar gula monosakarida yang tersisa, yaitu masing-masing glukosa 7,28 mg/mL, 8,61 mg/mL, 7,74 mg/mL; galaktosa 9,66 mg/mL, 10,53 mg/mL, 9,14 mg/mL; rhamnosa 2,05 mg/mL, 2,50 mg/mL, 2,05 mg/mL; arabinosa 4,54 mg/mL, 5,38 mg/mL, 4,47 mg/mL; manosa 5,43 mg/mL, 6,32 mg/mL, 4,90 mg/mL; dan xylosa 2,99 mg/mL, 3,54 mg/mL, 3,00 mg/mL. Tiga isolat tersebut menghasilkan kadar etanol tertinggi masing-masing 33,56 %, 34,55 %, dan 39,04 %. Tiga isolat tersebut AL, FL, dan FR secara berturut-turut teridentifikasi sebagai Aspergillus flavus, Fusarium solani, dan Fusarium oxysporum dengan similaritas 99,6 %, 99,8 %, dan 99,8 %. Isolat kapang rhizosfer RI2 paling tinggi potensinya dalam menghambat pertumbuhan kapang patogen Aspergillus flavus, Fusarium solani, dan Fusarium oxysporum dengan daya hambat masing-masing secara berturut-turut 68,59 %, 58,03 %, 56,87 %. Konsentrasi terendah metabolit sekunder untuk dapat menghambat kapang patogen adalah 1 g/mL. Isolat kapang rhizosfer RI2 yang memiliki potensi tertinggi dalam menghambat kapang patogen teridentifikasi sebagai Trichoderma spirale dengan similaritas 100 %.