Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) Terhadap Jumlah Sel Stroma Dan Ekspresi Reseptor Progesteron Pada Endometrium Tikus Wistar Yang Diinjeksi DMPA
Main Author: | Hadiningsih, Eka Frenty |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192965/1/Eka%20frenty%20hadiningsih.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192965/ |
Daftar Isi:
- DMPA merupakan kontrasepsi hormonal dengan kandungan progesteron yang bekerja dengan cara menghambat pelepasan GnRH sehingga akan menyebabkan penurunan terhadap FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang berperan terhadap pematang folikel di ovarium untuk memproduksi dan melepaskan hormon estrogen. Terhambatnya perkembangan folikel selama fase preovulatory menyebabkan estrogen endogen yang dihasilkan menjadi lebih rendah atau hipoestrogen. DMPA memberikan efek samping setelah penggunaan jangka panjang yaitu kembalinya kesuburan yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6 sampai 8 bulan dan lebih pada beberapa wanita. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi hipoestrogen yang menyebabkan sel-sel pada endometrium mengalami perubahan dan endometrium menjadi atrofi. Rendahnya estradiol pada penggunaan DMPA juga mempengaruhi sekresi dari reseptor steroid temasuk reseptor progesteron. Untuk mengurangi efek jangka panjang dari penggunaan DMPA dapat memanfaatkan bahan alami seperti bengkuang (Pachyrhizus erosus) yang mengandung senyawa isoflavon dengan struktur kimia dan fungssional menyerupai 17β-estradiol. Tujuan pada penelitian ini adalah engetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap jumlah sel stroma dan ekspresi reseptor progesteron pada endometrium tikus wistar yang diinjeksi DMPA. Penelitian dilakukan secara true experimental-post test only control group design. Penelitian ini menggunakn 25 ekor tikus (Rattus norvegicus) betina galur Wistar sebagai hewan coba yang dibagi menjadi 5 kelompok pengamatan yang terdiri dari satu kelompok kontrol negatif (KN) tanpa diberi DMPA dan ekstrak bengkuang dan 4 kelompok perlakuan yang diberi injeksi DMPA sebanyak 2,7 mg setiap 3 hari dan diulang sebanyak 4 kali. Setelah pemberian paparan DMPA dilanjutkan dengan pemeriksaan apusan vagina untuk menentukan kondisi hipoestrogen, kemudian 3 kelompok perlakuan diberikan ekstrak bengkuang (Pachyrizus erosus) dengan dosis 70 mg/200 g BB/hari (P1), 140 mg/200 g BB/hari (P2), dan 280 mg/200 g BB/hari (P3). Setelah pemberian ekstrak etanol bengkuang dilakukan pembedahan pada fase proestrus dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatolgi jumlah sel stroma endometrium dengan pewarnaan Hematoksillin Eosin (HE) dan pengamatan imunohistokimia terhadap ekspresi reseptor progesteron. Penelitian menghasikan penurunan jumlah sel stroma dan penurunan ekspresi reseptor progesteron pada kelompok kontrol positif yaitu tikus yang diinjeksi DMPA dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang tidak diberikan injeksi DMPA. Penurunan terhadap jumlah stroma disebabkan oleh rendahnya estrogen dalam tubuh karena pengaruh paparan DMPA yang lama. Paparan DMPA jangka panjang dapat mempengaruhi perubahan molekuler dan struktural pembuluh darah serta sel-sel endometrium. kondisi hipoestrogen juga menurunkan ekspresi reseptor steroid progsteron dan estrogen karena normalnya kadar estradiol yang tinggi pada fase proliferatif akan meningkatkan ekspresi dari reseptor progesteron dan estrogen sebaliknya kadar progesteron yang tinggi akan menghambat ekspresi dari reseptor progesteron dan estrogen. Sedangkan pada kelompok perlakuan P1, P2, dan P3 menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel stroma dan ekspresi reseptor progesteron dibandingkan kelompok kontrol positif. ekstrak etanol bengkuang mengandung fitoestrogen yang memiliki struktur senyawa dan fungsi yang mirip dengan 17β-estradiol. Fitoestrogen termasuk dalam kelompok isoflavon yang merupakan senyawa turunan dari tumbuhan yang memiliki afinitas mengikat yang signifikan terhadap reseptor estrogen baik ERα maupun ERβ meskipun lebih lemah daripada estradiol. Ekstrak bengkuang juga dapat meningkatkan proliferasi sel endometrium sehngga meningkatkan ketebalan endometrium. Fitoestrogen dalam bengkuang telah diteliti dapat digunakan sebagai HRT pada tikus yang diovariektomi. Sehingga pemberian ekstrak bengkuang dapat meningkatkan jumlah sel stroma dan ekspresi reseptor progesteron pada tikus wistar yang diinjeksi DMPA.