Agroforestry Systems In Wet Land: Soil Quality According To Local Ecological Knowledge And Scientific Ecological Knowledge
Main Authors: | Silvianingsih, Yosefin Ari, Prof. Ir. Kurniatun Hairiah,, Ph.D, Prof. Ir. Didik Suprayogo,, M.Sc., Ph.D, Prof. Meine Van Noordwijk, - |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192947/1/Yosefin%20Ari%20Silvianingsih.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192947/ |
Daftar Isi:
- Isu lingkungan di lahan basah, terutama di Kalimantan Tengah, Indonesia, adalah perusakan lahan gambut. Salah satu alasannya adalah skala besar kegiatan pertanian yang dibangun pada 1990-an dan gagal, yaitu Proyek Beras Mega (EMRP). EMRP melibatkan pembangunan over-drainase dan merupakan salah satu pemicu untuk kebakaran lahan gambut setiap tahun (paling luas pada tahun 2015). Kondisi ini berkontribusi pada perubahan iklim global, meningkatkan emisi CO2, menurunkan fungsi hidrologi lahan gambut, dan mengganggu kesehatan manusia akibat polutan yang terkandung dalam asap. Kebakaran hutan dan lahan gambut dipicu oleh kekeringan lahan akibat penurunan di permukaan air tanah dan dukungan dari musim kemarau yang panjang, dan kemudian muka air tanah merupakan faktor yang paling kritis bagi lahan gambut. orang indonesia pemerintah berupaya memulihkan lahan gambut melalui Badan Restorasi Gambut (BRG) dan menetapkan regulasi untuk mengembalikan fungsi hidrologis lahan gambut. Kalimantan Tengah (Kabupaten Pulang Pisau) merupakan salah satu daerah prioritas Indonesia untuk restorasi. Kegiatan pertanian yaitu agroforestri di Kabupaten Pulang Pisau adalah pendukung utama perekonomiannya. Sistem agroforestri adalah sistem komunitas strategi pengelolaan lahan gambut berbasis skala petak yang dikelola dengan lokal pengetahuan dan dukungan dalam kebijakan pemerintah melalui BRG