Pengendalian Pb Untuk Keamanan Pangan Tanaman Sayuran
Main Authors: | Rahayu, Yekti Sri, Prof. Dr. Ir. Tatik Wardiyati,, MS, Prof. Dr. Ir. Moch. Dawam Maghfoer,, MS., Prof. Ir. Eko Handayanto,, M.Sc., Ph.D |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192938/1/Yekti%20Sri%20Rahayu.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192938/ |
Daftar Isi:
- Pb merupakan salah satu logam berat yang banyak mendapat perhatian karena toksisitasnya membahayakan bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Pb diklasifikasikan sebagai pemicu karsinogenik bagi manusia dan juga hewan. Pra- survey menunjukkan bahwa di beberapa tanah pertanian di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang menunjukkan adanya kadar logam Pb dengan kisaran antara 7.86-10.20 mg/kg. Paparan logam Pb di lahan pertanian tersebut cukup rendah, namun beberapa sampel tanaman sayuran yang diambil secara acak dilokasi tersebut menunjukkan adanya konsentrasi Pb dalam tanaman dengan kisaran 26.51- 31.72 mg/kg dimana level tersebut melebihi batas yang diperbolehkan menurut standar nasional di Indonesia (0.5 mg/kg). Berkaitan dengan hal tersebut, maka penting untuk dikaji dari mana sumber-sumber Pb dapat mencemari tanaman sayuran dan bagaimana upaya meminimalisir paparan Pb di lahan hortikultura. Penelitian ini bertujuan untuk: mengidentifikasi tingkat kontaminasi Pb di tanah pertanian sentra produksi hortikultura khususnya di Kecamatan Poncokusumo dan tingkat kontaminasi Pb pada sayuran, serta potensi kadar Pb berbagai input produksi yang digunakan; mengkaji pengaruh pestisida dan pupuk terhadap akumulasi Pb dalam organ tanaman sayuran khususnya di bagian yang dapat dikonsumsi (edible part); mengkaji potensi penggunaan Crotalaria juncea L. dalam meminimalisir kontaminasi Pb pada tanah dan tanaman sayuran yang ditanam melalui sistem tumpangsari; dan mengkaji penggunaan bahan agrokimia (pestisida dan pupuk) rendah Pb atau tanpa Pb (low input) untuk meminimalisir kontaminasi Pb pada tanaman sayuran. Penelitian dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap survey: identifikasi kadar Pb input produksi dan tanah, serta jenis sayuran yang berpotensi tinggi dalam akumulasi logam Pb di lahan hortikultura intensif dalam penggunaan bahan agrokimia khususnya di tiga desa sentra produksi sayuran kecamatan Poncokusumo. Tahap kedua yaitu percobaan uji akumulasi Pb pada beberapa tanaman sayuran dari penggunaan pupuk dan pestisida. Pelaksanaan percobaan tahap kedua menggunakan Rancangan Petak Terbagi, dengan tiga ulangan terdiri atas petak utama berupa aplikasi sumber Pb (yang berasal dari pestisida campuran, pupuk, Pb(NO3)2 dan kontrol) dan anak petak berupa jenis sayuran (sayuran daun dan sayuran buah), dan dianalisis menggunakan Analisis of Varian dilanjutkan Uji BNJ taraf 5%. Tahap ketiga adalah percobaan upaya minimalisir Pb untuk keamanan pangan tanaman sayuran, terbagi dalam dua percobaan yaitu percobaan 3.1 adalah upaya meminimalisir kadar Pb pada tanah dan tanaman sayuran melalui sistim tumpangsari dengan Crotalaria juncea L.. Percobaan ketiga tahap pertama disusun menggunakan Rancangan Acak kelompok dengan 5 kali ulangan terdiri atas perlakuan monokultur sayuran daun (P1), monokultur sayuran buah (P2), monokultur tanaman akumulator Pb Crotalaria juncea (P3), tumpangsari tanaman sayuran daun dan Crotalaria juncea L (P4), dan tumpangsari tanaman sayuran buah dan Crotalaria juncea L. (P5), dianalisis dengan Analisis of Varian dilanjutkan dengan Uji Orthogonal Kontras taraf 5%. Percobaan ketiga tahap kedua (3.2) yaitu pengaruh penggunaan pupuk dan x pestisida rendah Pb dalam meminimalisir kadar Pb pada dua jenis tanaman sayuran.Percobaan ketiga tahap kedua disusun menggunakan Rancangan Split Spilt Plot, dengan tiga kali ulangan terdiri atas petak utama yaitu tipe tanaman sayuran (sayuran daun dan sayuran buah); Anak petak yaitu aplikasi pestisida rendah Pb dan tanpa Pb; dan anak anak petak yaitu aplikasi pupuk rendah Pb dan tanpa Pb, selanjutnya dianalisis menggunakan Analisis of Varian dilanjutkan dengan Uji BNJ taraf 5%. Analisis kadar Pb tanah dan tanaman dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Sedangkan akumulasi logam dalam tanaman dihitung dengan mengalikan biomassa tanaman dan konsentrasi logam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara tiga wilayah pusat sayur di Poncokusumo, kadar Pb tanah pertanian desa Wonorejo paling tinggi yaitu 11.35- 11.62 mg/kg. Sebaran ini masih berada di bawah ambang batas Pb tanah (100 ppm). Sementara itu, kadar Pb beberapa sayuran yang dibudidayakan berkisar 26,51-33,45 mg/kg, dimana kisaran ini melebihi batas maksimum cemaran Pb untuk buah dan sayur (0.5 mg/kg) menurut SNI 7378: 2009. Aplikasi pestisida yang intensif pada tanaman yang ditanam di tanah terkontaminasi Pb rendah, dapat meningkatkan konsentrasi Pb pada tajuk tanaman sayuran daun petsai dan sayuran buah buncis. Demikian pula pemberian pupuk fosfat berkadar Pb dan pemberian Pb(NO3)2 pada tanaman yang ditanam di tanah terkontaminasi Pb rendah, dapat meningkatkan konsentrasi Pb pada akar tanaman petsai dan buncis. Tanaman orok-orok (Crotalaria juncea L.) yang ditanam secara tumpangsari dengan petsai dan buncis menurunkan serapan Pb berturut-turut sebesar 21% untuk krop petsai dan 76% untuk buah buncis. Penanaman tanaman orok-orok (C. juncea L.) secara monokultur maupun tumpangsari juga menurunkan konsentrasi Pb tersedia dan Pb total dalam tanah menjadi tidak terdeteksi (Pb 0 mg/kg). Pengendalian Pb dengan pestisida dan pupuk tanpa Pb pada sayuran petsai dan buncis yang dibudidayakan intensif di tanah pertanian terkontaminasi Pb rendah, menurunkan kadar Pb organ tanaman yang dikonsumsi,yaitu krop petsai sebesar 0,38 mg/kg dan buah buncis sebesar 0,56 mg/kg, dimana nilai ini berada di bawah ambang batas sesuai SNI, menjamin keamanan pangan sayuran. Penanaman sayuran secara tumpangsari dengan Crotalaria juncea L. yang ditunjang dengan aplikasi pupuk dan pestisida tanpa Pb dapat digunakan sebagai teknologi dalam memproduksi sayuran di tanah pertanian untuk meningkatkan keamanan pangan sayuran dari kontaminasi Pb