Peran Agen Pembaharu dalam Penguatan Kelembagaan Startup Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0 di Wilayah Malang Raya
Main Authors: | Windari, Wahyu, Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi,, M.S., Prof. Dr. Ir. Sugiyanto,, MS, Pror. Dr. Ir. Kliwon Hidayat,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192934/1/Wahyu%20Windari.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192934/ |
Daftar Isi:
- Modernisasi usaha pertanian merupakan isu utama dalam pembangunan pertanian saat ini dimana introduksi pemerintah di aspek budidaya ke petani melalui pemanfaatan teknologi pertanian sedang gencar dilakukan. Penggunaan teknologi tersebut berupa penggunaan rotavator, drone untuk pemupukan, hand traktor, plant transpanter, rice harvester dan beberapa tekonolgi lainnya. Namun demikian, masih terdapat permasalahan lain yang dihadapi petani yaitu sulitnya akses pasar, tidak menentunya harga produk yang dihasilkan, sulitnya akses permodalan, sempitnya lahan kepemilikan dan kurang optimalnya pemberdayaan petani. Diperlukan terobosan lain dalam rangka mengejar ketertinggalan dunia pertanian di Era Revolusi Industri 4.0 berupa perusahaan rintisan berupa startup pertanian digital. Startup ini menghasilkan jasa atau produk yang dapat membantu petani dalam memperoleh inovasi, memasarkan produk usahataninya dan fasilitas kemudahan perolehan modal usaha tanpa terbatas ruang dan waktu. Masih minimnya pemahaman petani tentang startup pertanian, kurangnya rasa percaya terhadap startup sebagai perusahaan maya yang terkesan menyulitkan dan belum banyak diketahuinya penggunaan aplikasi digital, menyebabkan belum banyaknya petani yang mau bergabung. Dalam rangka optimalisasi fungsi startup dan pemberdayaan petani dalam pemanfaatan startup pertanian sekaligus membesarkan perusahaan rintisannya, diperlukan seorang agen pembaharu. Untuk melihat sejauhmana peran agen pembaharu dalam pengelolaan startup di Era Revolusi Industri 4.0, perlu dilakukan kajian empiris bagaimana kehadiran peran agen pembaharu di startup saat ini. Berlatar belakang fenomena yang disampaikan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendiskripsikan kondisi kelembagaan startup pertanian di Era Revolusi Industri 4.0, 2) Mendiskripsikan peran agen pembaharu dalam penguatan kelembagaan startup di Era Revolusi Industri 4.0, 3) Menganalisis dukungan faktor internal dan eksternal agen pembaharu terhadap peran agen pembaharu dalam penguatan kelembagaan startup di Era Revolusi Industri 4.0, 4) Menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal agen pembaharu, serta peran agen pembaharu terhadap penguatan kelembagaan startup pertanian di Era Revolusi Industri 4.0, 5) Merumuskan strategi penguatan peran agen pembaharu dalam kelembagaan startup Era Revolusi Industri 4.0., 6) merumuskan model penguatan peran agen pembaharu pada kelembagaan startup Era Revolusi Industri 4.0. Penelitian dilaksanakan di Malang Raya sejak Bulan Juni sampai dengan Oktober 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kombinasi (mixed method) pendekatan Sequential Mix Method. Populasi penelitian adalah agen pembaharu yang terlibat dalam pengelolaan startup, petani mitra startup dan konsumen pengguna startup yang ada di Malang Raya. Untuk responden pengelola startup dipilih secara purposive, sedangkan petani mitra dan konsumen pengguna ditetapkan dengan disproportional random sampling. Ditetapkan 144 responden yang terdiri dari 7 orang agen pembaharu yang juga berperan sebagai informan (2 orang CEO, 1 orang founder dan 4 orang Tenaga Pendamping Petani), 28 konsumen pengguna dan 109 petani mitra. Teknik pengumpulan data primer untuk menjaring informasi tentang kondisi kelembagaan petani dan strategi yang diterapkan dalam pengembangan startup kepada agen pembaharu dilakukan secara offline dengan menggunakan pedoman wawancara. Sedangkan pengukuran peran agen pembaharu dan faktor-faktor yang mempengaruhi, serta pengukuran penguatan kelembagaan startup dilakukan dengan menggunakan kuisioner dalam bentuk google form. Dalam pelaksanaan pengisian google form digunakan enumerator untuk proses pengisian, menjelaskan pertanyaan yang terdapat di kuisioner, sekaligus melakukan depth interview. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Kota Batu, Pemerintah Daerah Kapubaten Malang, Pemerintah Daerah Kota Malang dan Kota Batu. Data dianalisis secara diskriptif kuantitatif dan path analysis dengan Smart PLS (Smart Partial Least Square). Untuk data kualitatif analisa dilakukan dengan menggunakan program Atlas.Ti. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kondisi kelembagaan startup pertanian di Era Revolusi Industri 4.0 di Malang Raya terbagi 3 karakteristik yaitu : a) startup rintisan (Among Tani dab Abang Sayur Organik), 2) startup berkembang yaitu MSMB Indonesia dan, c) startup maju yaitu TaniHub. Peran agen pembaharu dalam penguatan kelembagaan startup tergolong cukup efektif dengan rata rata skor 3,63 dengan peran tertinggi membantu proses penyusunan strategi, perencana strategi, sebagai pemimpin dan penghubung. Faktor internal dan eksternal agen pembaharu memberikan dukungan terhadap peran agen pembaharu dalam penguatan kelembagaan sebesar 76,89% dengan kriteria efektif. Dukungan terbesar pada aspek edukasi sebesar 85,88%, faktor lingkungan 78,80%, dan self eficacy sebesar 77,76%. Faktor internal dan eksternal agen pembaharu berpengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap peran agen pembaharu dan terhadap penguatan kelembagaan serta berpengaruh tidak langsung terhadap penguatan kelembagaan melalui peran agen pembaharu. Berdasarkan diagram analisis SOAR, strategi paling cocok dalam penguatan peran agen pembaharu dalam kelembagaan startup ada di strategi SA (Strengths – Aspirations), sehingga strategi yang diperoleh yaitu: 1) Meningkatkan penguatan sumberdaya manusia melalui persuasi pada petani dan konsumen melalui teknologi, 2) Meningkatkan edukasi teknologi dalam penggunaan aplikasi stratup dan teknologi alat pertanian berbasis Artifical Intellegent (AI), 3) Pengembangan rantai pasok (user interface, perbaikan warehouse, manajemen sistem, dan proses shipping). Model penguatan peran agen pembaharu dalam kelembagaan startup disusun dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal agen pembaharu, karakteristik startup dan peran agen pembaharu.