Evaluasi Rasionalisasi Pos Hujan dengan Metode Stepwise dan Standar WMO pada pada DAS Telomoyo Kabupaten Kebumen
Main Authors: | Nugrahanto, Bagus Aji, Prof.Dr.Ir. Lily Montarcih Limantara, M.Sc., Ir. Sri Wahyuni, S.T., M.T.,Ph.D., IPM. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192894/1/BAGUS%20AJI%20NUGRAHANTO.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192894/ |
Daftar Isi:
- DAS Telomoyo berada di dalam daerah administrasi Kabupaten Kebumen. DAS ini memiliki luas sebesar 553,22 km2 dan termasuk dalam kategori daerah pegunungan serta dataran tropis. Mata pencaharian terbanyak di daerah ini adalah petani. Maka dari itup diperlukan infrastruktur yang memadai untuk mendukung irigasi persawahan. Selain kebutuhan akan infrastruktur irigasi, Kabupaten Kebumen juga memiliki permasalahan banjir setiap tahun. Dalam pemenuhan akan kebutuhan infrastruktur bangunan air yang memadai tersebut, diperlukan data hujan dengan kualitas baik yang salah satu caranya yaitu melihat keterkaitan data hujan yang ada dengan data debit yang didapatkan di lapangan. Metode yang dapat digunakan adalah rasionalisasi metode stepwise dan evaluasi berdasarkan pedoman WMO (World Meteorological Organization). Metode stepwise dipilih untuk mengecek korelasi data hujan dengan data debit berdasarkan statistika multi korelasi. Hasil dari analisis stepwise adalah mendapatkan model terbaik yang memiliki korelasi paling signifikan antara variabel dependen dengan variabel independen. Lalu pedoman WMO digunakan untuk melengkapi ketentuan minimum dari jumlah pos hujan suatu DAS menurut aspek geografi. DAS Telomoyo memiliki 9 pos hujan dan 2 pos duga air, sehingga analisis stepwise akan dilakukan terpisah sesuai dengan pembagian subdas dari 2 pos duga air. Kedua analisis stepwise tersebut juga akan diuji dengan uji asumsi klasik sebagai syarat dari regresi linier berganda. Kemudian dilakukan penggabungan kombinasi pos hujan model terbaik stepwise dari kedua subdas menjadi satu gabungan jaringan pos hujan DAS Telomoyo. Dilanjutkan dengan mengevaluasi luas pengaruh pos dari gabungan pos hujan terpilih berdasarkan dengan pedoman WMO. Didapatkan bahwa DAS Telomoyo sudah memenuhi standar minimum WMO yaitu dengan 9 pos hujan dan 2 pos duga air, namun hal ini masih dirasa belum rasional karena persebaran pos hujan yang kurang merata yang dilihat dari luas daerah pengaruh pada masing-masing pos hujan. Sedangkan dari analisis stepwise diperoleh bahwa gabungan 4 pos hujan sudah rasional serta memenuhi standar WMO. Gabungan 4 pos tersebut adalah pos hujan Kedungwringin (X1), Gombong (X5), Pohkumbang (X6), dan Watubarut (X9). Selain telah memenuhi standar WMO, nilai koefisien thiessen pada gabungan 4 pos hujan dikatakan lebih ideal. Hal ini karena luas daerah pengaruh masing-masing gabungan 4 pos hujan lebih merata dibanding gabungan 5 pos hujan, walaupun sama-sama memenuhi standar WMO dan uji asumsi klasik. Studi ini hanya memberikan rekomendasi kombinasi pos hujan yang paling rasional secara statistik. Diperbolehkan juga melakukan pemindahan atau pemilihan pos lain yang memiliki lokasi lebih strategis sehingga luas pengaruh pos hujan lebih merata lagi.