Evaluasi Perubahan Karakteristik Tanah, Pembungaan Dan Produktivitas Akibat Perbedaan Umur Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.)

Main Authors: Setyawan, Rony, Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192890/1/Rony%20Setyawan.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192890/
Daftar Isi:
  • PT. Sampoerna Agro Tbk. mengalami keragaman dan fluktuasi produksi tandan buah segar (TBS) yang mana dapat mempengaruhi ketersediaan produksi Crude palm oil (CPO). Umur tanaman kelapa sawit yang beragam dapat Budidaya kelapa sawit diberbagai umur tanaman yang diusahakan di tanah masam (Ultisol) memiliki beberapa kendala seperti reaksi tanah yang masam, miskinnya kandungan unsur hara bagi tanaman dan aktivitas pembungaan sehingga mempengaruhi hasil tandan buah kelapa sawit. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi perubahan karakteristik tanah, pembungaan dan produktivitas akibat perbedaan umur kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di PT. Sampoerna Agro Tbk., kebun Surya Adi dan Mesuji, Sumatera Selatan. Penelitian dengan melakukan pengamatan bunga, analisis tanah dan pengumpulan data sekunder, yaitu data produktivitas kelapa sawit di tahun 2017. Pengamatan bunga dilakukan dengan menghitung jumlah bunga betina dan jumlah bunga jantan dengan populasi sekitar 136 pohon dalam plot pengamatan yang ditetapkan seluas 1 ha pada kebun kelapa sawit dengan umur tanaman 7, 10, 15 dan 20 tahun di jenis tanah Ultisol berplintit. Sedangkan analisis tanah, yaitu tekstur, BI, pH, C-organik, N-total, P-tersedia dan KTK. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada kebun kelapa sawit dengan umur tanaman 7, 10, 15 dan 20 tahun di empat lokasi, yaitu antar pokok (AP), gawangan mati (GM), jalan setapak (JS) dan piringan (PI) di empat kedalaman di tiap lokasinya, yaitu 0–10, 10–20, 50–60 dan 90–100 cm untuk analisis tekstur, pH, C-org, N-total, P-tersedia dan KTK. Sedangkan analisis BI di dua kedalaman, yaitu 0–10 dan 10–20 cm. Hasil penelitian menunjukkan sex ratio umur tanaman kelapa sawit 7, 10 dan 15 tahun memiliki sex ratio tinggi di kisaran 80–90%; sedangkan pada umur tanaman kelapa sawit 20 tahun sex ratio menurun di kisaran 50–70%. Produktivitas kelapa sawit meningkat pada umur tanaman 7–10 tahun dan produktivitas menurun pada umur tanaman 15–20 tahun. Lokasi penelitian memiliki kelas tekstur bervariasi berdasarkan kedalaman lapisan tanahnya, yaitu pasir berlempung, lempung berpasir, lempung liat berpasir, liat berpasir dan liat; BI kisaran 1,18–1,68 g cm-3, pH H2O sangat masam sampai agak masam (3,8–5,6), pH KCl masam sampai netral (3,5–4,8), C-organik sangat rendah sampai tinggi (0,23–3,13%), N- total sangat rendah sampai sedang (0,030–0,230%), P-tersedia sangat rendah sampai sangat tinggi (5–1474 ppm) dan KTK sangat rendah sampai tinggi (2,40– 34,48 me/100 g). Penambahan umur tanaman kelapa sawit dari umur tananaman 7, 10 dan 15 tahun ke umur tanaman 20 tahun menurunkan sex ratio bunga kelapa sawit sebesar 30–40%, sehingga berpotensi menghasilkan produktivitas tandan rendah. Namun, penambahan umur tanaman kelapa sawit dapat mempengaruhi peningkatan karakteristik kesuburan tanah