Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Bacilicum), Daun Kersen (Muntingia Calabura) Dan Kombinasinya Terhadap Penyakit Bercak Cokelat (Alternaria Sp.) Pada Tomat
Main Authors: | Afifah, Rita Nur, Dr. Ir. Mintarto Martosudiro,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192885/1/Rita%20Nur%20Afifah.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192885/ |
Daftar Isi:
- Penyakit pada tanaman budidaya tomat dapat disebabkan oleh jamur, bakteri maupun virus. Pada budidaya tomat penyakit penting yang disebabkan oleh jamur salah satunya adalah penyakit bercak cokelat oleh jamur Alternaria sp.. Patogen Alternaria sp. dapat menurunkan produktivitas tanaman sebesar 5-78%, menurunkan nilai ekonomis dan estetika buah tomat. Pengendalian menggunakan fungisida kimia memiliki residu terhadap lingkungan, untuk mengurangi residu terdapat alternatif dengan menggunakan fungisida nabati asal tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun kemangi, daun kersen dan kombinasinya dalam menghambat pertumbuhan jamur Alternaria sp. pada buah tomat dan mengetahui perbandingan yang efektif untuk menghambat jamur Alternaria sp. secara in vitro dan in vivo pada buah tomat. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2020 hingga September 2020, di Laboratorium Toksikologi Pestisida dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya serta Uji Fitokimia di Materia Medica Batu.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 6 perlakuan dan diulang 4 kali. Perlakuan yang diberikan antara lain kontrol, penambahan ekstrak kemangi, ekstrak kersen, kemangi : kersen (2:1), kemangi : kersen (1:2), dan kemangi : kersen (1:1) pada konsentrasi 50.000 ppm. Pada pengujian in vitro menggunakan metode Food poison technique dengan parameter yang diamati yaitu diameter koloni, dan berat kering miselium. Sedangkan pada pengujian in vivo dengan merendam buah tomat pada larutan ekstrak kemudian diinfeksi dengan jamur Alternaria sp., parameter yang diamati adalah diameter gejala, dan perkecambahan konidia. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam, jika terjadi data berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Seluruh data dianalisis menggunakan perangkat lunak MS. Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ekstrak tunggal kemangi ekstrak kersen dan kombinasi kemangi : kersen (1:1) memiliki daya hambat terhadap jamur Alternaria sp. yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kombinasi kemangi : kersen (2:1) dan kombinasi kemangi : kersen (1:2) baik secara in vitro maupun in vivo. Penghambatan yang dihasilkan secara in vitro pada perlakuan ekstrak kemangi, ekstrak kersen, dan kombinasi kemangi : kersen (1:1) adalah 72,71%, 57,02% dan 51,15%. Sedangkan secara in vivo yaitu 1,01 cm, 1,09 cm dan 1,14 cm.