Analisis Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri Relawan dalam Melakukan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Malang
Main Author: | Wahyuningsih, Indri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192863/1/INDRI%20WAHYUNINGSIH.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192863/ |
Daftar Isi:
- Kecelakaan lalu lintas meningkatkan morbiditas dan mortalitas dengan menyebabkan 1,25 juta jiwa mengalami kematian secara global pada tahun 2013. Angka kecelakaan lalu lintas yang paling tinggi berada di negara dengan penghasilan rendah dan menengah yaitu 19,5 dan 12,7 per 100.000 populasi manusia. Data investigasi KLL angkutan jalan tahun 2010-2016 mencatat bahwa dari 41 kasus kecelakaan, sebanyak 443 orang meninggal dan 791 orang mengalami luka-luka. WHO 2015 menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat 38.279 korban meninggal karena KLL dengan rincian 105 orang/hari dan 4 orang/jam. Di kota Malang, terdapat 623 kasus KLL pada tahun 2012 dengan 140 korban meninggal serta 796 mengalami cedera (Marsaid dkk, 2013). Kondisi ini menjadi dasar pentingnya melakukan upaya pengoptimalisasi pelayanan gawat darurat baik prehospital maupun in hospital. Pelayanan yang dapat diberikan pada tahap prehospital adalah langkah-langkah pertolongan pertama (first aid) dan dilanjutkan dengan penanganan advanced prehospital. Terkait hal ini, maka dibuatlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 19 Tahun 2016 melalui pembentukan suatu sistem penanganan secara terpadu dan terintegrasi yang melibatkan berbagai pihak dari berbagai multidisiplin profesi dengan memanfaatkan layanan call center 119 yang disebut Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Dalam rangka mewujudkan terselenggaranya SPGDT, maka telah dibentuk Pusat Komando Nasional (National Command Center) yang berkedudukan di Kementrian Kesehatan di Jakarta dan Public Safety Center (PSC) yang berkedudukan di Kabupaten / Kota. Dalam kegiatan operasionalnya, PSC kota Malang beranggotakan 13 personil yang terdiri dari relawan non kesehatan, perawat dan bidan. Jumlah personil PSC Kota Malang yang terbatas tersebut tidak sebanding dengan prevalensi KLL yang terjadi di Kota Malang. Oleh karena itu, PSC Kota Malang melibatkan peran masyarakat awam yaitu melalui kerjasama dengan relawan. Di area Malang, telah terbentuk 8-10 komunitas relawan dengan beranggotakan masing-masing 20-50 anggota. Relawan sering memberikan pertolongan pertama pada korban KLL dengan prevalensi 3-5 kasus per hari. Relawan mengatakan bahwa latar belakang menjadi relawan karena adanya naluri kemanusiaan untuk menolong sesama. Namun relawan juga mengatakan bahwa saat menolong korban KLL, relawan sering merasa tidak percaya diri yang dimungkinkan ada kaitannya dengan efikasi diri. Efikasi diri yang dimiliki relawan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri relawan dalam memberikan pertolongan pertama pada korban KLL di kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah adalah penelitian kuantitatif dengan desain analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengukuran terhadap variabel independen yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri yang meliputi pengetahuan tentang pertolongan pertama, pelatihan, media informasi dan pengalaman. Selanjutnya dilakukan dengan menilai variabel dependen yaitu efikasi diri relawan dalam melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas di Malang. Penelitian ini dilakukan pada 4 komunitas relawan lalu lintas di Malang yaitu Paguyuban Persaudaraan Malang Raya vi (PPMR), Ready Just Target (RJT), Public Safety Center (PSC) dan Paguyuban Kemanusiaan (Pakem) sejumlah 107 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Lokasi penelitian berada di masing-masing markas komunitas relawan yaitu di Kecamatan Sukun, Lowokwaru, Blimbing dan Klojen Kota Malang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner berisi 38 item pertanyaan yang mewakili variabel yang diteliti yaitu pengetahuan tentang pertolongan pertama, pelatihan, media informasi, pengalaman dan efikasi diri. Hasil dan analisis data penelitan menggunakan uji univariat, uji bivariat menggunakan korelasi Spearman dan uji multivariat menggunakan uji regresi linear. Pada uji bivariat, nilai variabel pengetahuan (p=0,000; r=0,864), pelatihan (p=0,000; r=0,945) dan pengalaman (p=0,000; r=0,913) berkorelasi dengan efikasi diri dengan kekuatan hubungan sangat kuat dan berpola positif yang artinya semakin tinggi pengetahuan, pelatihan dan pengalaman dalam melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas maka semakin tinggi pula efikasi diri yang dimiliki relawan. Sedangkan pada variabel media informasi tidak berkorelasi dengan efikasi diri dengan nilai p>0,05 (p=0,520) sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara media informasi dengan efikasi diri relawan dalam melakukan pertolongan pertama pada korban KLL di Malang. Selanjutnya pada uji multivariat yang diawali dengan proses seleksi bivariat yang memiliki nilai p<0,25 diperoleh tiga variabel yang memenuhi syarat yaitu pengetahuan, pelatihan dan pengalaman. Hasil akhir uji regresi linear setelah dilakukan pemodelan multivariat diperoleh hasil bahwa variabel yang paling berhubungan dengan efikasi diri relawan dalam melakukan pertolongan pertama pada korban KLL adalah pengalaman dengan nilai β = 0,407. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan dan kuat antara pengetahuan tentang pertolongan pertama, pelatihan dan pengalaman dengan efikasi diri relawan dalam melakukan pertolongan pertama pada korban KLL di Malang. Media informasi merupakan faktor yang tidak berhubungan dengan efikasi diri relawan dalam melakukan pertolongan pertama pada korban KLL di Malang. Adapun faktor yang paling mempengaruhi efikasi diri relawan adalah pengalaman dalam melakukan pertolongan pertama pada korban KLL