Dampak Partisipasi Marine Protected Area Terhadap Produksi Perikanan Tangkap Dan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Di Kabupaten Probolinggo Dan Kabupaten Malang Jawa Timur

Main Authors: Tiarantika, Reny, Hery Toiba,, SP., MP., Ph.D, Dr. Ir. Anthon Efani,, MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192855/1/Reny%20Tiarantika.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192855/
Daftar Isi:
  • Marine Protected Area (MPA), adalah salah satu alat pengelolaan laut yang paling banyak digunakan secara global saat ini dan dirancang untuk berbagai tujuan, mulai dari pemulihan keanekaragaman hayati, pengelolaan perikanan, hingga peningkatan pariwisata. Namun faktanya efektivitas Marine Protected Area (MPA) sebagai alat untuk konservasi keanekaragaman hayati dan manajemen perikanan khususnya masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Perdebatan ini muncul dikarenakan Marine Protected Area (MPA) dinilai dapat memberikan banyak manfaat ekologis maupun ekonomi akan tetapi dalam praktiknya tidak semua Marine Protected Area (MPA) mencapai manfaat yang diharapkan. Partispasi masyarakat dalam pengelolaan tata kelola Marine Protected Area (MPA) menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam mencapai tujuan Marine Protected Area (MPA) dan kebermanfaatan khususnya untuk output penghidupan nelayan skala kecil yang merupakan masyarakat yang paling terdampak akibat adanya Marine Protected Area (MPA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kondisi sosial demografis terhadap partisipasi nelayan dalam Marine Protected Area, menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan nelayan berpatisipasi dala Marine Protected Area, dan menganalisis dampak Marine Protected Area terhadap output penghidupan nelayan kecil di Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Malang. Teknik pengambilan sampel menggunakan slovin method dan diperoleh 147 sampel nelayan kecil. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer yang terdiri dari (1) karakteristik rumah tangga, (2) kondisi sosio demografi, (3) output penghidupan yang terdiri dari produksi dan pendapatan. Data sekunder terdiri dari kondisi umum lokasi penelitian dan kondisi perikanan. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif statistik untuk mendeskripsikan persepsi nelayan terhadap Marine Protected Area, regresi probit untuk menganalisis keputusan nelayan berpatisipasi dalam Marine Protected Area dan propensity score matching untuk menganalisis dampak Marine Protected Area terhadap output penghidupan. Berdasarkan hasil deskriptif statistik partisipasi di dalam Marine Protected Area di Kabupaten Malang lebih tinggi dibandingan patisipasi nelayan di Kabupaten Probolinggo ini terjadi karena terdapat perbedaan system pengelolaan Marine Protected Area di Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Malang. Di Kabupaten Probolinggo Marine Protected Area merupakan inisiasi Pemerintah Daerah sedangkan di Kabupaten Malang Marine Protected Area merupakan inisiasi dari masyarakakat (based community). Selain itu persepsi masyarakat nelayan terhadap Marine Protected Area based government adalah netral dan persepsi masyarakt nelayan terhadap Marine Protected Area based community adalah positif. Dari hasil analisis regresi probit terdapat tujuh variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan nelayan berpartisipasi dalam Marine Protected Area. Adapun variabel yang berpengaruh signifikan yaitu variabel usia (X1), ix pendidikan (X2), pengalaman (X4), lama trip (X6), alat tangkap (X7), kelompok nelayan (X8), dan ukuran kapal (X10), sedangkan tiga variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan nelayan berpartisipasi dalam Marine Protected Area. Adapun variabel yang tidak berpengaruh signifikan yaitu ukuran rumah tangga (X3), jarak trip (X5), dan aktivitas sosial (X9). Hasil analisis dampak Marine Protected Area terhadap output penghidupan dengan menggunakan propensity score matching diperoleh hasil bahwa Marine Protected Area berdampak positif dan signifikan terhadap produksi hasil tangkapan nelayan, yaitu dimana nelayan yang berpartisipasi di dalam Marine Protected Area memiliki hasil tangkapan lebih tinggi sebanyak 44 Kg/Bulan dibandingkan dengan nelayan yang tidak berpartisipasi di dalam Marine Protected Area. Selain itu, Marine Protected Area juga berdampak positif dan signifikan terhadap pendapatan nelayan, yaitu dimana nelayan yang berpartisipasi di dalam Marine Protected Area memiliki pendapatan per bulannya lebih tinggi sebesar Rp.334.537,8 dibandingkan dengan nelayan yang tidak berpartisipasi di dalam Marine Protected Area. Temuan menarik lainnya pada penelitian ini adalah bahwa dampak partisipasi pada Marine Protected Area Based Community memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan Marine Protected Area based government. Hal ini dapat dilihat dari selisih nilai produksi dan pendapatan rumah tangga nelayan pada Marine Protected Area Based Community lebih tinggi dibandingkan Marine Protected Area based governmen