Rasionalisasi Kerapatan Stasiun Hujan di Sub Daerah Aliran Sungai Jatiroto Menggunakan Data Pengukuran dan Data Satelit

Main Authors: Megantara, Anggit Gilang, Prof.Dr.Ir. Lily Montarcih Limantara, M.Sc., Ir. Sri Wahyuni, MT.,Ph.D.,IPM.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192853/1/Anggit%20Gilang%20Megantara.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192853/
Daftar Isi:
  • Rencanaannya dilakukan analisis perhitungan hidrologi. Dalam analisis perhitungan hidrologi tentunya membutuhkan data hidrologi sebagai masukan untuk analisis perhitungan hidrologi. Data hidrologi ini memiliki peran dan fungsi yang penting untuk bahan informasi. Data hidrologi tersebut diantaranya data curah hujan dari stasiun hujan yang dipasang pada lokasi tertentu dan data debit sungai pada suatu wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS). Sehingga diperlukan data hujan yang memiliki kualitas yang baik. Kualitas dari data untuk perhitungan analisis sangat dipengaruhi jumlah pos hidrologi yang memantau suatu Daerah Aliran Sungai (DAS). Dengan demikian, diperlukan suatu analisis yang optimal untuk menetapkan jumlah stasiun hujan pada DAS tersebut. Sub DAS Jatiroto merupakan salah satu Sub DAS yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sub DAS ini merupakan salah satu daerah yang rawan banjir. Banjir terjadi karena Sungai Jatiroto tidak mampu menampung curah hujan yang turun di wilayah tersebut. Sub DAS Jatiroto memiliki luas 322 km2 dan memiliki 9 stasiun hujan. Sebaran stasiun hujan di Sub DAS Jatiroto tidak merata dengan belum adanya stasiun hujan eksisting di hulu Sub DAS. Kualitas data hujan di Sub DAS juga masih belum baik dikarenakan masih terdapatnya data hujan yang hilang. Hal ini dikarenakan adanya disfungsi alat ukur dan human error sehingga menyebabkan terdapatnya kesalahan stasiun hujan pengukuran. Apabila suatu data hujan pengukuran tidak dapat terpenuhi, dapat dipertimbangkan juga data hujan dari satelit seperti data hujan CHIRPS. Sehingga dalam hal ini juga dilakukan penelitian data hujan CHIRPS dalam analisis selanjutnya. Ditinjau segi biaya operasional, semakin banyak stasiun hujan maka dibutuhkan biaya pemeliharaan yang semakin tinggi. Dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu analisis yang optimal untuk menetapkan jumlah stasiun hujan pada DAS tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian data hujan satelit CHIRPS terhadap data hujan pengukuran, mengetahui hasil evaluasi kerapatan jaringan pos hujan berdasarkan standar World Meteorological Organization (WMO), mengetahui hasil analisis kerapatan jaringan pos hujan dan rekomendasi jumlah pos hujan menggunakan metode Kagan-Rodda menggunakan data pengukuran dan data satelit, dan mengetahui hubungan faktor topografi terhadap jaringan stasiun hujan hasil analisis metode Kagan-Rodda. Metode yang digunakan pada studi ini adalah dengan menganalisis uji kesesuaian data satelit terhadap data pengukuran menggunakan nilai RMSE, NSE, Koefisien Korelasi, dan Kesalahan Relatifnya, serta menggunakan analisis standar WMO sebagai standar jumlah pos stasiun hujan pada lokasi penelitian. Dalam mengetahui rasionalisasi dan rekomendasi penempatan stasiun hujan menggunakan metode Kagan-Rodda dengan mempertimbangkan standar WMO, kesalahan perataan, dan kesalahan interpolasi. Setelah dilakukan analisis sesuai standar WMO, dilakukan rasionalisasi menggunakan