Kajian Hidrolika Pelimpah Samping pada Model Fisik Bendungan Sepaku Semoi Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur dengan Skala 1 50

Main Authors: Crisna, Ainul, Dr. Very Dermawan, ST., MT., Dr. Linda Prasetyorini, ST., MT.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192819/1/ainul%20crisna.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192819/
Daftar Isi:
  • Untuk memenuhi kebutuhan air baku di IKN (Ibu Kota Negara) di Kabupaten Panajem Paser Utara yaitu dengan membangun Bendungan Sepaku Semoi. Selain memiliki manfaat yang besar, bendungan juga menyimpan potensi bahaya oleh karena itu desain bendungan harus memenuhi kriteria yang ditentukan seperti aman terhadap kegagalan struktur, rembesan dan bocoran, serta terhadap kegagalan hidrolik. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku hidrolika uji model fisik Bendungan Sepaku Semoi dengan skala 1 : 50. Kajian hidrolika dilakukan pada pelimpah, saluran samping, saluran transisi, saluran peluncur, peredam energi, dan hilir peredam energi yang yang didasarkan pada hasil pengujian model fisik sebagai kontrol terhadap pendekatan hitungan. Dalam kajian hidrolika pada model fisik, analisis profil muka air, debit yang dikaji yaitu Q100th , Q1000th , dan QPMF , dengan data debit sekunder. Kajian yang dilakukan pada pelimpah menggunakan metode Iwasaki dan USBR untuk mencari nilai koefisien debit. Untuk analisa pada saluran samping menggunakan persamaan momentum. Untuk Analisa hidrolika pada saluran transisi dan saluran peluncur menggunakan persamaan energi dengan perhitungan tahapan standar. Sedangkan untuk perhitungan Analisa hidrolika peredam energi USBR tipe II menggunakan persamaan momentum dan kontuinitas. Untuk perhitungan gerak material dasar menggunakan persamaan momentum dan dilakukan koreksi dengan grafik shield. Dari hasil analisis profil muka air, diperoleh kondisi profil muka air pada pelimpah dengan metode perhitungan pada saat mengalirkan debit QPMF tidak terjadi limpasan pada tubuh bendungan (ovetopping), dengan perbedaan elevasi muka air dan elevasi puncak tubuh bendungan yaitu 1,60 m. kondisi pada saluran samping terjadi aliran tenggelam. Keadaan aliran pada saluran transisi yaitu subkritis dan adanya ketinggian air yang melebihi dari tinggi dinding pada hilir saluran transisi pada section 16. Pada saluran peluncur, kondisi aliran dengan pendekatan model dan perhitungan yaitu superkritis, tidak terdapat kavitasi dan aliran getar. Tekanan pada pelimpah, saluran transisi, dan saluran peluncur tidak terjadi tekanan tekan. Dari hasil perhitungan pada kolam olak yang digunakan yaitu USBR tipe II, dengan efisiensi kolam olak hanya mampu sampai Q100th pada Q1000th , dan QPMF loncatan air melebihi dari tinggi dinding peredam energi. Pada hilir sungai, setelah saluran pengarah hilir (Escape Channel), gerusan terdalam yang terjadi yaitu 1,35 m, yang mana salurannya membelok