Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Bawang Merah Di Kabupaten Probolinggo Pada Saat Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Di Desa Mranggonlawang Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo
Main Authors: | Sari, Nira Praditya, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani A, , MS., Wiwit Widyawati, S.P., MP. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192816/1/NIRA%20PRADITYA%20SARI.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192816/ |
Daftar Isi:
- Ketahanan pangan merupakan ketersediaan pangan bagi rumah tangga atau individu yang didukung dengan kemudahan akses untuk mendapatkannya serta pemanfaatan pangan dengan memperhatikan keamanan dan mutu pangan demi hidup yang aktif dan sehat. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban menjadikan pangan sebagai keharusan dengan menetapkan kebijakan penyediaan dan konsumsi pangan untuk hidup sehat, aktif, dan produktif berbasis sumberdaya lokal. Dalam konteks ketahanan pangan, informasi mengenai situasi ketersediaan dan konsumsi pangan merupakan hal yang sangat penting. Konsumsi pangan merupakan produk sekaligus menjadi indikator kinerja pembangunan pertanian. Oleh karena itu, data atau informasi konsumsi makanan digunakan untuk melakukan evaluasi dan perencanaan pangan. Salah satu metode dalam menyajikan informasi tersebut dengan pemantauan asupan gizi seimbang yang dikonsumsi masyarakat yang dilakukan secara rutin dan berkala setiap tahun untuk mencapai jumlah angka kecukupan energi lebih dari 80% dari standar AKE yang telah ditentukan yaitu sebesar 2100/kkal/hari. Dan pemantauan pangsa pengeluaran pangan (PPP) untuk mencapai 60% dari total pengeluaran kebutuhan rumah tangga. Kabupaten Probolinggo merupakan kabupaten termiskin keempat di Jawa Timur. Disisi lain di Kabupaten Probolinggo memiliki permasalahan gizi yaitu angka stunting yang terus bertambah tiap tahunnya. Dengan adanya Pandemi COVID-19 seolah diperparah dengan menurunnya pendapatan petani karena konsumsi terhadap bawang merah yang menurun akibat tutupnya restoran, katering, hotel dan pariwasata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketahanan pangan rumah tangga petani bawang merah di Desa Mranggonlawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo pada masa pandemi COVID-19 dan juga menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani bawang merah di Desa Mranggonlawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo pada saat pandemi COVID-19. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan model Jonnson and Toole untukmenentukan ketahanan pangan rumah tangga dan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Penentuan responden menggunakan metode cluster dengan total responden 60 petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga petani bawang merah di Desa Mranggonlawang, Kecamatan Dringu, Kabupaten iii Probolinggo sebanyak 31 rumah tangga termasuk dalam kategori rentan pangan, 24 rumah tangga termasuk kategori tahan pangan, 3 rumah tangga termasuk dalam kategori kurang pangan, dan 2 rumah tangga termasuk dalam kategori rawan pangan. Hasil analisis faktor sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga yaitu pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama pendidkan ibu rumah tangga, dan usia kepala keluarga dengan tingkat kepercayaan 80%. Perbaikan konsumsi pangan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil penelitian bahwa rumah tangga petani didominasi oleh rumah tangga dengan kategori rentan pangan. Hal yang harus dilakukan dalam menangani masalah tersebut yaitu melalui kegiatan pekarangan pangan lestari (P2L). Dengan adanya program P2L rumah tangga petani diharapkan dapat menanam umbi-umbian dan sayur-sayuran untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari dan mengurangi pangsa pengeluaran pangan. Sedangkan peningkatan ketahanan pangan rumah tangga dilihat dari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi yaitu dengan memperbaiki praktik usahatani melalui penyuluhan dan pelatihan mengenai cara penggunaan usahatani yang lebih efisien. Selanjutnya dengan membuat program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) karena dengan adanya PKK dapat meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya ketahanan pangan rumah tangga melalui program yang ada