Analisis Efisiensi Teknis Produksi Usahatani Bawang Merah: Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Stochastic Frontier Analysis (Sfa) (Kasus Di Desa Brumbungan Lor, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo

Main Authors: Hilmi, Naufal, Dr.Ir. Syafrial ,, MS., Condro Puspo Nugroho ,, SP., MP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192800/1/NAUFAL%20HILMI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192800/
Daftar Isi:
  • Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditi hortikultura ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditi ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Produksi bawang merah di Indonesia kerap mengalami fluktuasi serta berbeda pada setiap daerah atau sentra produksi. Produktivitas bawang merah di Desa Brumbungan Lor rata-rata berada pada kisaran 7-8 ton/ha pada tahun 2020, namun ini masih lebih kecil dari produktivitas nasional yang mencapai 9,59 ton/ha sedangkan potensi produksi bawang merah dapat mencapai 20 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2019). berdasarkan hasil observasi, petani tidak efisien secara teknis dalam penggunaan faktor produksi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui biaya produksi, penerimaan, dan keuntungan usahatani bawang merah di Desa Brumbungan Lor, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, (2) menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah di Desa Brumbungan Lor, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, (3) menganalisis tingkat efisiensi teknis usahatani bawang merah di Desa Brumbungan Lor, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, (4) menganalisis faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadapi inefisiensi produksi bawang merah di Desa Brumbungan Lor, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian permasalahan yang ada diselesaikan dalam metode statistik. Variabel yang terdapat dalam penelitian meliputi beberapa yaitu produksi, luas lahan, benih, pestisida, pupuk anorganik, tenaga kerja dan pengalaman usahatani, lama pendidikan, umur, jumlah tanggungan keluarga, dan kepemilikan lahan. Penelitian dilakukan bulan April – Juni 2021 dengan metode penentuan responden menggunakan metode Simple Random Sampling dan terpilih sebanyak 33 petani yang menjadi responden dari 119 petani kelompok tani di Desa Brumbungan Lor. Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara, data sekunder, observasi, studi pustaka. analisis dilakukan dengan menggunakan perhitungan biaya dan pendapatan usaha tani pada tujuan pertama. Pada tujuan kedua digunakan estimasi parameter fungsi produksi Cobb Douglas menggunakan metode MLE. Pada tujuan ketiga digunakan persamaan efisiensi teknis dengan menggunakan fungsi produksi stochastic frontier. Pada tujuan keempat digunakan Analisis Regresi Tobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Produksi pada usahatani bawang merah per hektar memiliki rata rata biaya tetap sebesar Rp.10.892.255 dan biaya variabel sebesar Rp. 68.321.012. Rata-rata produktivitas usahatani bawang merah per hektar di desa Brumbungan Lor sebesar 5.527,7 kg dan harga jual Rp.20.000 vii sehingga penerimaan yang didapatkan petani yaitu sebesar 110.554.000. Sementara itu pendapatan rata-rata yang diterima petani yaitu sebesar Rp. 31.340.733. (2) Produksi usahatani bawang merah dipengaruhi oleh faktor luas lahan, benih, pupuk K, pupuk S, pestisida, dan tenaga kerja. Variabel yang berpengaruh nyata dan positif yaitu luas lahan, pupuk K, pestisida, dan tenaga kerja. Selain itu, variabel yang berpengaruh nyata dan negatif yaitu benih dan pupuk S. Sementara itu variabel yang tidak berpengaruh adalah pupuk N dan pupuk K. (3) Hasil analisis efisiensi teknis menunjukkan belum mencapai efisien secara teknis. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata efisiensi teknis pada petani responden yaitu sebesar 0,74. Petani responden memiliki nilai efisiensi teknis maksimum sebesar 0,99 dan nilai minimum sebesar 0,39. (4) Berdasarkan analisis inefisiensi teknis didapatkan uji koefisien determenasi yaitu sebesar 0,599 variabel. faktor sosial yang berpengaruh secara nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani bawang merah di desa Brumbungan Lor yaitu pengalaman usahatani dan status kepemilikan lahan yang dimana koefisien dari pengalaman usahatani berpengaruh secara negatif sehingga setiap penambahan pengalaman usahatani sebanyak 1 tahun maka akan menurunkan tingkat inefisiensi teknis sebesar 0,011 dan sementara itu koefisien dari status kepemilikan lahan yaitu berpengaruh secara positif sehingga status lahan milik sendiri memiliki nilai inefisiensi lebih tinggi daripada lahan jenis sewa. Sementara itu, faktor umur, lama pendidikan, dan tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap inefisiensi teknis