Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Kedelai Dalam Melakukan Kemitraan Di Desa Kaliyoso, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal
Main Authors: | Qatrunnada, Nabila Kazhimah, Prof. Dr. Ir. Kliwon Hidayat,, MS, Setiyo Yuli Handono,, S.P., M.P., MBA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192794/1/Nabila%20Kazhimah%20Qatrunnada.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192794/ |
Daftar Isi:
- Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang dibudidayakan dibeberapa wilayah Indonesia. Berdasarkan data dari BPS produksi kedelai nasional periode 2014-2018 cenderung berfluktuasi dan rata-rata tumbuh 10,97% per tahun dan diperkirakan pada tahun 2018 terjadi peningkatan produksi sebesar 79,66%, dari produksi tahun 2017 sebesar 538,73 ribu ton menjadi 967,87 ribu ton tahun 2018. Peningkatan produksi kedelai Indonesia pada tahun 2018 belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai nasional dan pada tahun 2020 berdasarkan data BPS (2020) produksi kedelai kembali menyusut drastis hingga di bawah 800.000 ton per tahun dengan kebutuhan nasional sebesar 2.5 juta ton. Kekurangan produksi kedelai Indonesia mengakibatkan tingginya angka impor kedelai. Salah satu solusi yang dapat menangani masalah tersebut yaitu dengan menjalin kemitraan antara petani kedelai dan pihak mitra. Kegiatan usahatani kedelai di Kecamatan Kangkung, terutama di Desa Kaliyoso sudah terdapat mitra untuk membantu dalam kegiatan budidaya serta pemasaranya. Mitra untuk petani kedelai di Desa Kaliyoso yaitu CV PB. Utama. Namun, petani kedelai di Desa Kaliyoso belum sepenuhnya mengikuti kemitraan kedelai. Beberapa petani masih mengandalkan juragan untuk pemasaran hasil pertanianya, padahal harga jual petani di juragan selalu berfluktuasi serta tidak adanya bantuan permodalan dari juragan. Keputusan petani untuk memilih sistem pemasaranya menujukan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya, oleh karena itu dalam penelitian kali ini bertujuan untuk (1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani kedelai untuk bermitra dengan CV PB Utama, (2) Mendiskripsikan pola kemitraan petani kedelai dengan CV PB. Utama di Desa Kaliyoso, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal (3) Menganalisis perbedaan pendapatan usahatani kedelai antara petani mitra CV PB Utama dan petani yang tidak bermitra dengan CV PB Utama Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilaksanakan di Desa kaliyoso, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal pada bulan Maret-April 2021. Populasi petani kedelai berjumlah 176 orang, dengan rincian petani yang ikut kemitraan berjumlah 154 orang dan petani kedelai non-mitra sebanyak 22 orang. Penentuan sampel untuk petani nonmitra dilakukan dengan pengambilan sampling jenuh, dimana semua populasi dijadikan sampel. Sedangkan sampel penelitian untuk petani kedelai mitra dipilih secara simple random sampling dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 61 orang. Teknik analis data yang digunakan dalam penelitian yaitu viii analisis data statistik deskriptif, analisis usahatani serta analisis regresi logit. Analisis statistik deskriptif dihunakan untuk menjawab tujuan mengenai pola kemitraan, kemudian analisis usahatani digunakan untuk mencari peredaan pendapatan usahatani petani kedelai mitra dan non-mitra, sedangkan analisis regresi logit digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam melakukan kemitraan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani kedelai dalam ikut serta kemitraan dengan CV PB Utama pada antara lain yaitu luas lahan, pengalaman usahatani dan adanya jaminan harga. Sedangkan ketiga faktor lainya yaitu umur, tingkat pendidikan serta jumlah tanggungan keluarga tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan karena memiliki niai probabilitas yang lebih besar dari pada taraf signifikasi. Kemudian, pola kemitraan yang terjalin antara CV PB Utama dengan petani kedelai di Desa Kaliyoso merupakan kemitraan dengan pola sub-kotrak. Dalam pola kemitraan sub-kotrak, petani mitra melaksanakan usaatani kedelai secara mandiri dengan menyiapkan biaya, lahan, serta tenaga kerja. Kemudian pihak mitra yaitu CV PB Utama menyediakan pengadaan sarana produksi berupa benih pinjaman serta menjamin pemasaran dari petani mitra. Petani kedelai memproduksi kedelai sebagai salah satu komponen yang dibutuhkan oleh CV PB Utama yang merupakan badan usaha yang bergerak dibidang pengadaan benih kedelai. Namun dalam pelaksanaan kemitraan terdapat pihak lain berupa penghubung antara CV PB Utama dengan petani mitra yaitu melalui Kelompok Tani Karya Jaya 3 selaku pengurus kemitraan serta tidak adanya batasan kuantitas dalam perjanjian yang disepakati. Pendapatan usahatani petani mitra lebih besar dibanding dengan petani kedelai non-mitra. Rata-rata pendapatan usahatani kedelai petani mitra CV PB Utama per luas lahan satu hektar mencapai Rp 6.231.288/Ha sedangkan petani non-mitra mendapatkan pendapatan usatahatani sebesar Rp 5.762.753/Ha. Adapun saran yang dikemukakan berdasarkan hasil penelitian anatara lain yaitu diharapkan hubungan kemitraan yang terjalin antara CV PB Utama dengan petani kedelai di Desa Kaliyoso semakin berkembang agar para petani di Desa Kaliyoso dapat lebih meningkat pendapatan usahataninya. Kemudian diharapkan adanya dukungan dari pemerintah ataupun pihak swasta seperti dari CV PB Utama berupa pemberian pelatihan bagi petani agar petani kedelai dapat lebih berkembang serta usahatani kedelai di Desa Kaliyoso dapat meningkat produktifitasnya. Bagi pemerintah juga diharapkan dapat membantu mengatasi masalah terkait permodalan petani. Selanjutnya, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih lanjut mengenai pola kemitraan yang terjalin antara juragan kedelai dan petani kedelai di Desa Kaliyoso, serta perhitungan perolehan pendapatan juragan dan petani kedelai agar dapat dijadikan pembanding serta bahan evaluasi kedepanya