Analisis Kerusakan Mekanis Buah Apel Manalagi (Malus sylvestris) Berbasis Image Processing dengan Variasi Jenis Kemasan dan Penggetaran
Main Author: | Perdana, Lita Puspita Rizka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192788/1/Lita%20Puspita%20Rizka%20Perdana.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192788/ |
Daftar Isi:
- Frekuensi getaran saat perjalanan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan mekanis pada buah apel. Selain itu, kondisi jalan, kecepatan kendaraan dan waktu tempuh mempengaruhi kekuatan atau kekerasan buah. Hal yang harus dilakukan adalah memberi lapisan pada buah untuk mengurangi gesekan antar buah saat terjadi goncangan. Kemasan organik akan menjadi salah satu solusi selain net foam yang sering digunakan pada buah impor. Mengingat dampak negatif yang dihasilkan oleh limbah net foam, membuat bahan organik menjadi solusi penyelamatan lingkungan. Kemasan organik ini terbuat dari serat eceng gondok dan pelepah pisang dicampur dengan gliserol sebagai plasticizer yang diduga akan menambah sifat elastis pada kemasan organik. Tujuan dari penelitian ini antara lain 1) Menganalisis hubungan getaran dengan yang dihasilkan dengan kondisi mekanis buah apel, 2) Menganalisis kerusakan mekanis dan susut bobot buah apel yang dikemas kemasan organik sebagai wadah buah apel manalagi dalam proses pengangkutan dan dibandingkan dengan net foam, 3) Memprediksi tingkat kerusakan buah apel yang dikemas kemasan organik dengan net foam secara non- destruktif buah apel yang dikemas kemasan berbahan serat menggunakan teknologi pengolahan citra berdasarkan nilai L a*b*. Pada proses penggetaran dilakukan kombinasi menggunakan 2 faktor yaitu frekuensi yang terdiri dari 3 level dan jenis kemasan dilakukan selama 2 jam. Data tersebut aplikasikan pada 3 tumpukan buah (L1,L2,L3). Frekuensi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 2,667 Hz, 3,1 Hz, dan 2,933 Hz dengan amplitudo 2,53 cm untuk mewakili kondisi jalan luar kota yang rata. Selanjutnya Perubahan fisik yang terjadi pada buah apel dapat ditandai dari perubahan warna yang dapat ditangkap dengan menggunakan citra digital, kemudian setiap perubahan warna dihubungkan dengan perubahan sifat fisik dari buah apel. Hubungan antara perubahan warna dan perubahan sifat fisik dijadikan data dasar untuk membangun sistem perangkat lunak. Karakteristik warna pada penelitian ini adalah indek warna L, indek warna a*, indek warna b*. Waktu pengambilan citra pada penelitian ini adalah selama 5 hari dan diambil gambar 6 jam sekali/ 24 jam pada tiap masing- masing kombinasi perlakuan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan 1) frekuensi getaran mempengaruhi kerusakan buah apel baik yang dikemas oleh kemasan organik maupun net foam. vii Semakin tinggi frekuensi, maka semakin besar luas memar yang dialami oleh buah apel, 2) Buah apel yang dikemas kemasan organik menghasilkan luasan memar rata-rata sebesar 71,9 mm, sedangkan buah apel yang dikemas net foam menghasilkan luasan memar rata-rata sebesar 64,8 mm. Penggunaan kemasan organik yang terbuat dari kombinasi serat eceng gondok dan pelepah pisang sebagai pengemas buah apel dapat menjaga nilai susut bobot buah apel 0.8% lebih baik jika dibandingkan dengan buah yang dikemas net foam, 3) Semakin tinggi frekuensi maka nilai L nya semakin rendah, berarti semakin tinggi frekuensi maka warna apel semakin gelap (menuju warna hitam). Kualitas buah yang ditunjukkan dengan nilai L pada apel dikemas net foam lebih baik dibandingkan buah apel yang dikemas kemasan organik dengan nilai rata-rata masing-masing 69,87 dan 69,25. Semakin tinggi frekuensi maka nilai a* akan semakin mendekati nilai positif yang berarti warna buah condong dari warna hijau ke warna merah. Kualitas buah yang ditunjukkan dengan nilai a* pada apel dikemas net foam kurang baik dibandingkan buah apel yang dikemas kemasan organik dengan nilai rata-rata masing-masing - 10,8282 dan -11,0885. Semakin tinggi frekuensi maka nilai b* akan semakin turun menuju warna biru. Buah yang dikemas net foam lebih tinggi nilainya dibandingkan buah dengan kemasan organik karena masih dapat mempertahankan warna kuningnya.