Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Di Wall Planter Bag Pada Berbagai Arah Penyinaran Dan Interval Penyiraman

Main Authors: Pambudi, Muhammad Ario, Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto,, M.S, Dr. Euis Elih Nurlaelih,, S.P., M.Si.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192746/1/MUHAMMAD%20ARIO%20PAMBUDI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192746/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang berarti pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian negara. Salah satu komoditas yang sering dikonsumsi dan dibuat berbagai macam olahan oleh masyarakat adalah cabai. Tanaman cabai memiliki beberapa masalah, antara lain kebutuhan masyarakat yang tinggi dan distribusi yang tidak merata. Distribusi yang tidak merata tersebut menyebabkan harga yang tinggi. Selain itu, pertanian perkotaan menghadapi berbagai masalah antara lain: keterbatasan lahan. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi keterbatasan lahan tersebut adalah dengan menanam secara vertikal. Kendala pada budidaya secara vertikal adalah distribusi cahaya matahari yang tidak merata ke semua tanaman. Hal ini disebabkan karena budidaya secara vertikultur ini cenderung hanya menghadap ke salah satu arah penyinaran saja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh intensitas radiasi matahari yang datang dari empat mata angin dan interval penyiraman terhadap produktivitas tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) secara vertikultur. Hipotesis awal pada penelitian ini adalah tanaman cabai rawit pada wall planter bag yang mendapat intensitas radiasi matahari yang lebih tinggi dengan penyiraman lebih sering berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan produktivitas yang lebih baik. Penelitian dilaksanakan pada Bulan April-Agustus 2021 di Wonosari Go Green Malang Jl. Karya Timur RW. 19, Wonosari, Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65122. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan petak tersarang (Nested Design) dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu arah penyinaran. Faktor arah penyinaran terdapat 4 taraf: (A1) wall planter bag menghadap utara, pada (A2) wall planter bag menghadap timur, pada (A3) wall planter bag menghadap selatan, dan (A4) wall planter bag menghadap barat. Faktor kedua adalah interval penyiraman. Pada faktor ini terdapat 3 taraf. (I1) penyiraman 1 kali sehari, (I2) penyiraman 2 kali sehari, dan (I3) penyiraman 2 hari sekali. Pengamatan yang dilakukan selama penelitian terdiri dari pengamatan intensitas radiasi matahari, pengamatan non- destruktif dan pengamatan destruktif. Pengamatan intensitas radiasi matahari dilakukan setiap minggu, pengamatan non destruktif berupa tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun, selain itu pengamatan destruktif berupa bobot buah dan jumlah buah. Analisis data yang dilakukan menggunakan analisis sidik ragam. Pada hasil sidik ragam terhadap perlakuan berpengaruh nyata (F hitung > F tabel 5%), maka dilakukan uji lanjutan BNT. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat interaksi antara arah penyinaran dan interval penyiraman pada pengamatan tinggi tanaman (30 HST), jumlah daun (44 HST), luas daun (30, 44, 58 86, 100,114 HST), dan pengamatan panen. Hasil pengamatan terhadap intensitas radiasi matahari menunjukkan bahwa intensitas tertinggi diperoleh dari radiasi yang datang dari arah utara yaitu sebesar 93%, dan vi intensitas terendah adalah intensitas radiasi matahari yang datang dari arah selatan yaitu sebesar 41%, sedangkan intensitas radiasi matahari yang datang dari arah timur sebesar 79% dan dari barat sebesar 77%. Tanaman yang mendapatkan radiasi matahari yang datang dari arah barat menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak. Tanaman yang mendapat cahaya matahari dari arah selatan memiliki tanaman yang lebih tinggi dan daun yang lebih luas. Tanaman yang mendapatkan radiasi matahari yang datang dari arah barat dengan interval penyiraman 2 kali sehari memiliki hasil panen yang paling tinggi, sementara tanaman yang mendapatkan radiasi matahari dari arah selatan dengan interval penyiraman 2 hari sekali memiliki hasil panen yang paling rendah. Tanaman yang mendapatkan radiasi matahari dari arah barat dengan interval penyiraman 2 kali sehari memiliki jumlah buah 17% lebih tinggi dan bobot buah 19% lebih tinggi dibandingkan tanaman yang mendapat radiasi matahari dari arah selatan dengan penyiraman 2 hari sekali