Evaluasi Kondisi Ovarium Menggunakan Ultrasonografi Setelah Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Dosis Tunggal Dan Sexing Dosis Ganda Pada Sapi Peranakan Friesian Holstein

Main Authors: Firdaus, Amir, Aulia Puspita Anugra Yekti, MS., IPU., ASEAN Eng
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192720/1/AMIR%20FIRDAUS.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192720/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah Rakyat “KOP SAE PUJON”, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 – bulan Januari 2022. Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi kondisi ovarium dengan menggunakan ultrasonografi (USG) setelah dilakukan inseminasi buatan menggunakan semen beku dosis tunggal dan semen beku sexing dosis ganda. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Peranakan Friesian Holstein sebanyak 200 ekor, dengan kriteria minimal telah partus satu kali dan memiliki BCS minimal 2,75-5 (skor 1-5) di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Betina yang digunakan akseptor diberikan perlakuan semen beku dosis tunggal sebanyak 100 ekor dan semen beku sexing dosis ganda sebanyak 100 ekor. Semen beku yang digunakan dalam penelitian ini merupakan semen yang berasal dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Pemeriksaan kondisi ovarium dengan USG dilakukan pada hari ke-60 setelah dilakukan inseminasi buatan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ovarium dan organ reproduksi dengan ovarium normal 37(90,24%) 34(85%), corpus luteum persisten 3(7,32) 2(5,00), hipofungsi ovary 1(2,44) 3(7,50), dan folikel sistik 0(0,00) 1(5,41%). Kondisi ovarium yang mengalami silent heat mencapai 37(90,24%) 34(85%) dapat disebabkan kurangnya manajemen pemeliharaan, tata cara inseminasi buatan, dan deteksi berahi oleh peternak. Persentase kondisi ovarium mengalami repeat breeder yang tinggi 41(41%) 40(40%), mempengaruhi turunnya nilai CR (49%) (53,12%) dan nilai NRR2 (62%) (83,5%). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi ovarium mempengaruhi nilai CR dan NRR setelah dilakukan inseminasi buatan dengan semen beku dosis tunggal dan sexing dosis ganda.