Analisis Kinerja Perusahaan Agroindustri Olahan Buah Dengan Metode Balanced Scorecard Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pada CV. Bagus Agriseta Mandiri)

Main Authors: Wirajati, Kresna, Dr. Silvana Maulidah,, SP., MP., Heptari Elita Dewi,, SP., MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192649/1/Kresna%20Wirajati.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192649/
Daftar Isi:
  • Kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat kondisi performa perusahaan yang terjadi dilapang. Suatu perusahaan dapat bertahan apabila kinerja yang dimiliki perusahaan tersebut mendapatkan nilai yang baik. Baik atau buruknya kinerja suatu perusahaan dapat diperhitungkan dari hasil pernilaian yang berdasarkan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja perusahaan dengan melihat dari dimensi keuangan, dimensi pelanggan, dimensi proses bisnis internal, dan dimensi pertumbuhan dan pembelajaran. Nilai Balanced Scorecard yang baik mengindikasikan perusahaan tersebut dapat bersaing pada lingkungan industri sejenis perusahaan tersebut. Upaya mempertahankan kinerja perusahaan sering kali terjadi permasalahan diantara empat dimensi tersebut. Pada kasus penelitian yang dilakukan di perusahaan agroindustri ditujukan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan pada masa pandemi Covid-19 yang memberikan dampak kepada perusahaan tersebut. Dengan demikian perlu dilakukannya pengukuran kinerja perusahaan untuk mengetahui kondisi kinerja yang terjadi pada saat pandemi Covid-19. Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan agroindustri yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman olahan buah- buahan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juni hingga bulan Juli 2021. Penentuan responden dilaksanakan dengan menggunakan teknik judgement sampling atau secara purposive. Adapun jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini merupakan direktur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada direktur, observasi, dan dokumentasi terkait data penjualan perusahaan, jumlah pelanggan, dan data jumlah karyawan. Analisis data dilakukan dengan metode Balanced Scorecard dengan mengukur empat dimensi yaitu dimensi keuangan, dimensi pelanggan, dimensi proses bisnis internal, dan dimensi pertumbuhan dan pembelajaran. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa pada keempat dimensi yang diamati pada tahun 2020 dimana sedang terjadi pandemi Covid-19, perusahaan tersebut terkena dampak antara lain pada dimensi keuangan dalam indikator margin laba operasi pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 2,37%, hal yang sama terjadi pada indikator margin laba kotor dimana pada tahun 2020 perusahaan juga mengalami penurunan sebesar 5,18%, pada indikator ROA tahun 2020 juga terjadi penurunan sebesar 5,76%. Berbeda dengan yang lainnya, nilai current ratio perusahaan pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 1,05% hal tersebut disebabkan oleh hutang lancar perusahaan yang jauh lebih kecil dari tahun sebelumnya. Selanjutnya nilai TATO perusahaan pada tahun 2020 juga mengalami penurunan sebesar 23%. Pada dimensi pelanggan, jumlah kunjungan perusahaan mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun 2020. Pada indikator ii retensi pelanggan, perusahaan mendapatkan hasil yang baik dikarenakan jumlah dari pelanggan putus perusahaan mengalami penurunan. Akan tetapi pada indikator akuisisi pelanggan perusahaan mendapatkan hasil yang buruk dikarenakan jumlah belanggan baru yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan pada tahun tersebut. Selanjutnya pada dimensi proses bisnis internal bagian proses inovasi perusahaan mendapatkan hasil penilaian yang baik dikarenakan perusahaan telah melakukan beberapa kegiatan inovasi pada tiga tahun tersebut. Sedangkan pada indikator proses operasi, perusahaan mendapatkan nilai konstan dikarenakan tidak adanya perubahan waktu untuk memproduksi suatu produk. Pada dimensi pertumbuhan dan pembelajaran dalam indikator produktivitas karyawan tahun 2020 mendapatkan nilai yang buruk dikarenakan produktivitas pada tahun tersebut mengalami penurunan sebesar 170% dari tahun sebelumnya. Selanjutnya pada indikator perputaran karyawan pada tahun 2020 mendapatkan nilai buruk dikarenakan hasil menunjukkan perputaran karyawan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.