Analisis Beban Kerja Fisik Pada Pekerja Workshop Produksi Kerajinan Keramik Menggunakan Metode WERA (UMKM Kampung Wisata Keramik Dinoyo)
Main Authors: | Karsten, Asael Juventino, Wisnu Wijayanto Putro, ST., MT.Eng. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192613/1/0522070093-Asael%20Juventino%20Karsten.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192613/ |
Daftar Isi:
- UMKM Kampung Wisata Keramik Dinoyo milik Pak Soeharto merupakan UMKM yang bergerak di bidang produksi kerajinan keramik. UMKM ini memiliki beberapa jenis produk yang ditawarkan dan menerima pesanan produk custom sesuai keinginan customer. Produk yang dihasilkan dapat berupa gelas, cangkir, tempat aroma terapi, guci, tempat minum, tempat makan kucing, dan piring. Walaupun UMKM ini sudah memiliki pasar yang cukup luas dan menyeluruh se-Indonesia, namun masih ditemukan kurangnya perhatian atas kenyamanan serta keamanan dan keselamatan kerja dari pekerja selama melakukan proses produksi. Stasiun kerja yang tersedia dan proses produksi yang dilakukan menyebabkan pekerja melakukan aktivitas pekerjaan dengan posisi postur tubuh yang kurang lazim atau menjauhi postur netral masing-masing anggota tubuh. Hal tersebut didukung dengan adanya keluhan sakit pekerja menggunakan metode Standard Nordic Questionnaire yang menghasilkan skor tertinggi sebesar 66 pada pekerja penggilingan dan pengglasiran. Sehingga, perlu dilakukan analisis lebih lanjut dan tindakan perbaikan untuk mengurangi risiko Work-Related Musculoskeletal Disorders. Pada Penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA). Metode tersebut dipilih untuk membantu menilai secara objektif faktor risiko fisik seperti, postur, repetisi, kekuatan, vibrasi, stress kontak, dan durasi kerja yang dibebankan pada bagian tubuh bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, dan kaki. WERA menghasilkan penilaian pada 3 klasifikasi risiko berupa low (skor dengan rentang 18-27), medium (skor dengan rentang 28-44), dan high (skor dengan rentang 45-54) yang menunjukkan seberapa tinggi risiko pada aktivitas pekerjaan di stasiun kerja terkait. Hasil penelitian dengan metode WERA, ditemukan bahwa pada aktivitas pekerjaan di stasiun kerja penggilingan memiliki nilai eksposur sebesar 42 dan pada aktivitas pekerjaan di stasiun kerja pengglasiran memiliki nilai eksposure sebesar 32. Kedua stasiun kerja tersebut, menghasilkan skor pada kategori level risiko medium yang meunjukkan adanya work-related musculoskeletal disorder sedang serta perlu adanya rekomendasi perbaikan. Rekomendasi perbaikan yang dilakukan adalah dengan usulan rancangan desain meja bantu pada workstation penggilingan serta usulan rancangan desain meja kerja dan kursi pada workstation pengglasiran untuk mengurangi risiko postur kerja yang menjauhi posisi netralnya dan pelatihan aspek ergonomis untuk memudahkan pekerja dalam adaptasi di lingkungan baru serta memperbaiki postur tubuh yang tidak lazim. Estimasi nilai eksposur metode WERA pada usulan rekomendasi perbaikan mengalami penurunan menjadi 26 pada workstation penggilingan dan 25 pada workstation pengglasiran. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat adanya penurunan skor eksposur menggunakan metode WERA pada workstation penggilingan dan pengglasiran.