Respon Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Akibat Dosis Dan Waktu Aplikasi Pupuk KCI

Main Authors: Sebastian, Hadi, Dr.agr. Nunun Barunawati,, SP., MP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192585/1/Hadi%20Sebastian.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192585/
Daftar Isi:
  • Jagung manis merupakan salah satu komoditas pangan yang digemari banyak masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman jagung manis memiliki peranan yaitu sebagai sumber pangan, bahan baku industri dan pakan yang memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Kualitas jagung yang belum optimal perlu diupayakan karena tingkat kebutuhan nutrisi masyarakat meningkat. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman jagung dengan mengoptimalkan pemupukan pada tanaman jagung. Pemupukan yang tepat akan membantu tanaman pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama pada kualitas panen. Salah satu unsur hara yang dapat meningkatkan kualitas dan hasil tanaman jagung adalah kalium. Kalium memiliki peranan dalam pembentukan protein dan kandungan gula dalam tanaman. Kandungan gula pada jagung manis dapat dioptimalkan dengan pemberian pupuk KCl yang dapat membentuk kandungan gula dan meningkatkan bobot tongkol yang meningkatkan proses fotosintesis pada tanaman sehingga perlu dilakukan penelitian penyerapan maksimal pada fase pertumbuhan tanaman jagung. Penelitian dilakukan di Jalan Dusun Cinyosog, Desa Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2021. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penanda sampel, personal komputer, refractometer, jangka sorong, timbangan digital, alat tulis, tali rafia, cangkul, gembor, alat potong dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tanaman benih jagung talenta F1, pupuk kandang, pupuk urea, Pupuk KCl, dan Pupuk SP-36. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dan disusun dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dengan 12 perlakuan. Parameter pengamatan yang dilakukan berupa parameter pertumbuhan dan panen. Parameter pertumbuhan yang digunakan adalah mengukur tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun. Parameter panen yang akan digunakan adalah panjang tongkol klobot dan tanpa klobot, diameter tongkol klobot dan tanpa klobot, bobot tongkol klobot dan tanpa klobot, bobot segar per tanaman, dan kadar kemanisan tanaman jagung. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5% untuk mengetahui nyata atau tidak nyata pengaruh pada setiap perlakuan. Hasil analisis yang nyata akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis dan waktu aplikasi pupuk KCl memiliki interaksi dan hasil yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan hasil. Pada parameter pertumbuhan, parameter yang memiliki interaksi dan pengaruh yang berbeda nyata yaitu pada parameter Tinggi tanaman (21; 28; 35; 42; dan 49 HST); diameter batang (35; 42; 49 dan 56 HST); dan Luas daun (21; 28; 35; 42; 49 dan 56 HST), sedangkan parameter pertumbuhan yang tidak memiliki pengaruh yang berbeda nyata yaitu pada parameter tinggi tanaman (14 dan 56 HST), jumlah daun, diameter batang (14, 21, dan 28 HST) dan luas daun (14 HST). Parameter hasil yang memiliki interaksi dan pengaruh yang berbeda nyata terdapat pada parameter kadar kemanisan, bobot segar tanaman (per tanaman, per petak dan ii per hektar), bobot tongkol dengan dan tanpa klobot dan diameter tongkol dengan dan tanpa klobot. Sedangkan parameter hasil yang tidak memiliki pengaruh yang berbeda nyata yaitu panjang tongkol klobot dan tanpa klobot. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa perlakuan dosis pupuk 200 kg ha-1 dengan waktu aplikasi 14; 35; 49 HST memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, tetapi perlakuan dosis pupuk 150 kg ha-1 dengan waktu aplikasi 14; 35; dan 49 HST memiliki hasil yang tidak berbeda nyata dengan parameter dosis pupuk 200 kg ha-1 dengan waktu aplikasi 14; 35; dan 49 HST sehingga perlakuan dosis pupuk 150 kg ha-1 dengan waktu aplikasi 14; 35; dan 49 HST merupakan perlakuan yang terbaik.