Peran Modal Sosial Petani Terhadap Produktivitas Kopi Organik Di Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang

Main Authors: Renaningtyas, Endisa Nur, Dr.Ir. Hendro Prasetyo,, M.Si, Ir. Edi Dwi Cahyono,, M.Sc., Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192529/1/ENDISA%20NUR%20RENANINGTYAS.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192529/
Daftar Isi:
  • Perkebunan kopi memiliki prospek yang baik dalam meningkatkan perekonomian. Pembangunan perkebunan kopi menjadi hal yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan, salah satunya dengan penerapan pertanian organik. Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu menjadi salah satu daerah yang menerapkan budidaya kopi organik, namun dalam penerapannya masih terdapat masalah yang dihadapi yaitu ketersediaan pupuk yang tidak mencukupi dan akses pasar yang belum terbentuk. Permasalahan tersebut menyebabkan produktivitas kopi organik menjadi rendah yaitu 0,9 ton/ha. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan produktivitas kopi organik untuk mencapai keberhasilan program pertanian organik adalah dengan meningkatkan modal sosial. Modal sosial merupakan bentuk hubungan sosial dari masing-masing individu untuk mencapai tujuan yang sama dilandasi dengan kepercayaan, jaringan dan norma sosial sehingga dalam menjalankan program pertanian organik perlu adanya hubungan yang baik dan peran dari stakeholders. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi karakteristik petani kopi organik di Desa Kelurahan, 2) menganalisis modal sosial petani kopi organik di Desa Kelurahan, 3) menganalisis peran modal sosial petani dalam peningkatan produktivitas kopi organik di Desa Kelurahan, 4) mendeskripsikan pengaruh peran modal sosial terhadap produktivitas kopi organik di Desa Kelurahan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan di Desa Kelurahan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang pada bulan Juni hingga Agustus 2021. Responden yang digunakan adalah anggota kelompok tani yang menjalankan budidaya kopi organik berjumlah 25 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara terstruktur dengan bantuan kuisioner dan observasi lapang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan kondisi modal sosial dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal sosial terhadap produktivitas kopi organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial tidak dapat dilihat dari karakteristik petani namun keberanian petani dalam melakukan interaksi. Karakteristik petani dengan usia produktif maupun non produktif dan tingkat pendidikan SD hingga Sarjana memiliki kesempatan yang sama dalam meningkatkan modal sosialnya sehingga dapat mencapai tujuan untuk meningkatkan produktivitas kopi organik. Kemudian peran modal sosial yang meliputi jaringan, kepercayaan dan norma sosial petani kopi organik memiliki kondisi yang baik. Petani kopi organik membutuhkan adanya kelompok tani guna mempermudah dalam melakukan budidaya kopi organik dan dapat saling bertukar ide dengan petani lain. Petani kopi organik patuh terhadap aturan yang sudah ditetapkan dalam kelompok tani karena ini merupakan tanggung jawab petani dalam mencapai keberhasilan bersama. Kemudian jaringan, kepercayaan dan norma sosial memiliki nilai koefisien yang positif atau searah. Jaringan naik sebesar 1% akan meningkatkan produktivitas kopi organik sebesar 0,297 kwintal/ha. Kepercayaan naik sebesar 1% maka produktivitas kopi organik akan ii meningkat sebesar 0,195 kwintal/ha. Norma sosial naik sebesar 1% maka produktivitas kopi organik akan naik sebesar 0,332 kwintal/ha. Kemudian secara keseluruhan modal sosial memberikan pengaruh secara signifikan produktivitas kopi organik. Secara parsial hanya norma sosial berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kopi organik dikarenakan petani sudah mematuhi aturan yang ada di kelompok tani. Jaringan dan kepercayaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kopi organik karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Adapun saran yang disampaikan dalam penelitian ini antara lain diharapkan petani kopi organik di Desa Kelurahan dapat memperluas jaringan dengan mengikuti organisasi diluar kelompok tani. Dengan adanya jaringan petani akan mendapatkan informasi, pengetahuan dan pengalaman baru yang berguna dalam melakukan budidaya kopi organik. Petani akan merasa lebih mudah dalam mencari solusi apabila ada permasalahan. Kemudian diharapkan petani kopi organik di Desa Kelurahan dapat mencoba untuk memasarkan produk kopi organik melalui media online seperti media sosial (Instagram, facebook) dan marketplace (shopee, tokopedia, lazada). Kemudian diharapkan pemerintah dapat membantu petani kopi organik dalam mengatasi permasalahan terkait pupuk organik. Kurangnya pupuk organik menjadi salah satu penyebab produktivitas kopi organik menjadi rendah. Bantuan pemerintah dapat berupa hewan ternak ataupun pupuk organik akan membantu petani dalam meningkatkan produktivitas kopi organik