Penampilan Reproduksi Domba Ekor Gemuk Dan Ekor Tipis Di Desa Bumirejo Kecamatan Dampit Kabupaten Malang

Main Authors: Cardikasari, Galuh, Prof. Dr. Ir. Gatot Ciptadi, DESS.,IPU.,ASEAN Eng.,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192524/1/GALUH%20CARDIKASARI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192524/
Daftar Isi:
  • Populasi ternak domba di Kabupaten Malang berjumlah 34.421 ekor pada tahun 2019 dan bertambah setiap tahunnya. Pembiakan ternak domba di Kabupaten Malang yang didominasi domba local dan keturunan hasil persilangan. Salah satunya Desa Bumirejo yang mulai berkembang menjadi desa pembiakan ternak domba, oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan terhadap perbedaan penampilan reproduksi DEG dan DET. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan penampilan reproduksi domba ekor gemuk dan ekor tipis di peternak rakyat Desa Bumirejo. Hasil penelitian berdasarkan penampilan reproduksi domba ekor gemuk dan ekor tipis nantinya dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam melakukan seleksi serta dapat digunakan sebagai pembentukan pola pembiakan yang terstruktur di peternak rakyat Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan di Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, selama dua bulan pada bulan September sampai November 2021. Ternak domba yang digunakan pada penelitian ini diambil secara purposive sampling dengan kriteria induk domba paritas tiga dan empat. Masing-masing diambil 15 ekor induk DEG dan 15 ekor induk DET. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan pengamatan langsung terhadap ternak domba untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan peternak sebagai responden menggunakan kuisioner mengenai pemeliharaan, pemberian pakan, dan manajemen kesehatan. Data sekunder diperoleh dari catatan peternak. Variabel yang diamati meliputi service per conception, days open (hari), lambing interval (hari), dan litter size (ekor/induk). Kemudian data hasil penelitian dianalisis deskriptif dan menggunakan Uji-t tidak berpasangan untuk mengetahui adanya perbedaan penampilan reproduksi antara DEG dan DET. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata untuk S/C dan DO pada domba ekor gemuk dan ekor tipis. Sedangkan untuk LI dan litter size didapatkan hasil yang berbeda nyata antara DEG dan DET. Hasil Uji-t tidak berpasangan untuk nilai S/C domba ekor gemuk sebesar 1,53 ±0,52 dan domba ekor tipis sebesar 1,93±0,79. Hasil Uji-t tidak berpasangan untuk DO domba ekor gemuk 105,60±19,62 hari dan domba ekor tipis 109,13±28,19 hari. Hasil Uji-t tidak berpasangan untuk LI terdapat perbedaan (P>0,05) domba ekor gemuk memiliki LI lebih baik 258,67±19,62 hari dibandingkan LI domba ekor tipis yaitu 261,53 ± 25,89 hari. Hasil Uji-t tidak berpasangan untuk litter size terdapat perbedaan (P>0,05) domba ekor tipis memiliki litter size lebih baik 1,67 ± 0,62 ekor/induk dibandingkan litter size domba ekor gemuk yaitu 1,2 ± 0,41 ekor/induk. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan nyata pada litter size dan lambing interval domba ekor gemuk dan ekor tipis. Sedangkan nilai S/C dan days open tidak terdapat perbedaan. Saran yang dapat diberikan pada peternak yaitu meningkatkan kinerja dalam pemeliharaan, memperbaiki pola perkawinan, dan pencatatan domba lokal supaya tercapai program domba beranak 2 tahun tiga kali.