Analisis Frekuensi Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap Performa Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) secara Intensif

Main Authors: Anandani, Bhinuka, Budianto,, S.Pi., M.P., M.Sc.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192493/1/Bhinuka%20Anandani.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192493/
Daftar Isi:
  • Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi ekspor terbesar di Indonesia. Sistem budidaya udang vannamei yang paling sering digunakan adalah sistem budidaya intensif dimana dalam sistem ini pakan menjadi salah satu faktor keberhasilan dari suatu proses budidaya. Dalam sistem budidaya intensif, pemberian pakan udang seluruhnya memanfaatkan pakan buatan, sehingga hampir sebagian besar biaya produksi digunakan untuk pembelian pakan. Oleh karena itu, dalam proses pemberian pakan hendaknya harus benar-benar memperhatikan keefektifan pakan, bagaimana agar dengan pemberian pakan yang seminimal mungkin mampu menghasilkan pertumbuhan udang yang maksimal. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pakan adalah menghitung jumlah pakan udang per harinya dengan menggunakan sistem index. Rumus perhitungan sistem index adalah Pakan/Hari = (Indeks x DOC x Jumlah Tebar)/100.000. Sistem index ini diterapkan saat udang berada pada DOC 30. Berdasarkan perhitungan sistem index tersebut, kemudian dibandingkan hasil dari 2 kolam yaitu kolam A dan kolam B berdasarkan perbedaan frekuensi pemberian pakannya terhadap pertumbuhan udang vannamei yang dihasilkan. Sehingga, dalam penelitian ini, rumusan masalah yang dapat diangkat yaitu apakah frekuensi pemberian pakan udang dengan didasarkan pada perhitungan sistem index tersebut mampu memberikan hasil pertumbuhan yang signifikan, serta bagaimana dampaknya terhadap kualitas air budidaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari perbedaan frekuensi pemberian pakan yang didasarkan pada perhitungan sistem index pakan udang bagi pertumbuhan udang itu sendiri serta mengetahui dampak yang dihasilkan dari sistem pemberian pakan tersebut terhadap kualitas air yang menjadi media hidup bagi udang vannamei. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2021 di Desa Tambak Lekok, Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan 2 kolam yaitu kolam A dan kolam B dengan masing-masing frekuensi pemberian pakan yang berbeda namun jenis pakan di kedua kolam yang sama, yaitu menggunakan pakan buatan produksi CJ. Feed Jombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif. Kolam A dengan 2 kali frekuensi pemberian pakan pada DOC 1-6, 3 kali frekuensi pemberian pakan pada DOC 7- 11, 4 kali frekuensi pemberian pakan pada DOC 12-31 dan 5 kali frekuensi pemberian pakan pada DOC 32-99. Sedangkan kolam B dengan 3 kali frekuensi pemberian pakan pada DOC 1-20 dan 4 kali frekuensi pemberian pakan pada DOC 21-99. Parameter utama yang diukur dalam penelitian ini adalah performa pertumbuhan udang vannamei yang meliputi pertumbuhan relatif/Relatif Growth (RG), laju pertumbuhan spesifik/Specific Growth Rate (SGR), laju pertumbuhan/Growth Rate (GR), pertumbuhan mutlak, biomassa, konversi pakan/Feed Convertion Ratio (FCR) dan Tingkat kelulushidupan/Survival Rate (SR). Sedangkan Parameter penunjang yang diukur dalam penelitian ini adalah parameter kualitas air baik fisika maupun kimia. Parameter fisika perairan yang akan diukur meliputi suhu, warna air dan tinggi air sementara parameter kimia yang diukur meliputi DO, salinitas, pH, nitrit dan ammonia. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan nilai performa pertumbuhan udang di kolam A adalah RG 6.18%, SGR 3,28% per hari, GR 0,4 gram/hari, pertumbuhan mutlak 25,3 gram, biomassa 2566 kg, FCR 1,5 dan SR 77%. Sementara nilai performa pertumbuhan udang di kolam B adalah RG 6.20%, SGR 3,18% per hari, GR 0,3 gram/hari, pertumbuhan mutlak 21,4 gram, biomassa 1565 kg, FCR 1,7 dan SR 94%. Kondisi perairan budidaya di kedua kolam tersebut, baik di kolam A maupun di kolam B masih tergolong dalam range optimal. Suhu ratarata di kolam A adalah 28,7oC sementara suhu rata-rata di kolam B adalah 31,7oC. Warna air di kolam A maupun kolam B didominasi oleh warna kecoklatan. Tinggi air rata-rata di kolam A adalah 78 cm sementara tinggi air rata-rata di kolam B adalah 104 cm. DO rata-rata di kolam A adalah 5,9 mg/l sementara DO rata-rata di kolam B adalah 6,9 mg/l. Salinitas rata-rata di kolam A adalah 35,4 ppt sementara salinitas rata-rata di kolam B adalah 41,3 ppt. pH rata-rata di kolam A adalah 8,1 sementara pH rata-rata di kolam B adalah 8,2. Namun hasil nitrit dan ammonia kolam A maupun kolam B masih tergolong tinggi, dimana nilai nitrit ratarata kolam A adalah 0,786 mg/l sementara nitrit rata-rata di kolam B adalah 0,975 mg/l. Sedangkan nilai ammonia rata-rata baik di kolam A maupun di kolam B adalah 0,1 mg/l.